.

Kamis, 16 Mei 2013

PBA STAIN SAMARINDA EXSIS

Pendaftaran Mahasiswa Baru STAIN SAMARINDA jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Bahasa Arab

Assalamu'alaikum ikhwan wa akhwat fillah ashabi rahimakumullah... Dalam momentum penerimaan mahasiswa baru di kampus tercinta kita STAIN Samarinda , kita sahabat dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Bahasa ,pendidikan bahasa arab dengan sepenuh hati akan membantu adik-adik SMA maupun SMK dan pondok pesantren yang akan melanjutkan jenjang studi di kampus STAIN Samarinda melakukan registrasi pendaftaran maupun mendampingi dalam segala hal, memperkenalkan kampus, dosen-dosen ,mahasiswa mahasiswi di STAIN Samarinda.. Kami sahabat-sahabat PMII STAIN Samarinda khususnya Rayon Bahasa ARAB maupun Inggris akan membantu adik adik sekalian.. Kalian bisa langsung datang ke kampus 1 STAIN Samarinda yang bertempat di Jl.Abul Hasan Samarinda dan langsung saja adik-adik atau ibu-bapak-saudara yang datang bisa langsung hubungi kami PMII , yang notabene sudah lama di kampus dan bergelut dengan dunia kampus. kalau bingung dikampus karena banyak mahasiswa - mahasiswi , datang saja di BEM STAIN Samarinda di situ ada sahabat sahabat yang akan membantu dengan tulus ikhlas juga. atau save dan hubungi saja nomor saya sahabat Abdul Khohar MT ( 085247232047 ) nah ini saya melampirkan jadswal ujian tes atau seleksi SPMB 2013 Seleksi di bagi menjadi dua , yaitu seleksi nasional (selasa ,25 juni 2013 ) dan seleksi lokal (senin, 12agustus 2013) SELEKSI NASIONAL JALUR SPMB KEGIATAN JADWAL DIPLOMA 3 & 4 (Jalur PMDK) Pendaftaran/Pembayaran 1 Februari - 22 Maret 2013 Penyerahan Dokumen 1 Februari - 22 Maret 2013 Pengumuman 13 April 2013 Registrasi (Bagi yang lulus seleksi) Registrasi Online : 15 - 19 April 2013 (Pembayaran Biaya Pendidikan dan Pengisian Form di internet) Registrasi Ondesk): 18 - 19 Juni 2013 (Pemeriksaan dokumen & tes kesehatan) DIPLOMA 3 & 4 (Jalur Ujian Tulis) Pendaftaran/Pembayaran 13 Mei - 7 Juni 2013 Ujian Tulis 12 Juni 2013 Ujian Khusus/Ketrampilan 14 Juni 2013 Pengumuman 21 Juni 2013 Registrasi (Bagi yang lulus seleksi) Online : 24 - 26 Juni 2013 (Pembayaran SPP,BPI & Lain2 via bank) Ondesk : 27 - 28 Juni 2013 (Pemeriksaan dokumen & tes kesehatan) SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Pendaftaran/Pembayaran Pengisian PDSS oleh Sekolah : 17 Desember 2012 - 8 Februari 2013 Pengisian Borang Secara Online oleh Siswa : 01 Februari 2013 - 08 Maret 2013 Proses Seleksi 9 Maret - 27 Mei 2013 Pengumuman 28 Mei 2013 Registrasi (Bagi yang lulus seleksi) Online : 3 Juni - 7 Juni 2013 (Pembayaran Biaya Pendidikan/Uang Kuliah Tunggal via Bank) Ondesk : 18 - 19 Juni 2013 (Pemeriksaan dokumen) SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Pendaftaran/Pembayaran 13 Mei - 7 Juni 2013 Ujian Tulis 18-19 Juni 2013 Ujian Khusus/Ketrampilan 20 dan/atau 21 Juni 2013 Pengumuman 12 Juli 2013 Registrasi (Bagi yang lulus seleksi) Diinformasikan kemudian UMB PT (Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi) Jenjang Diploma Jenjang Sarjana Pendaftaran/Pembayaran 10 Juni - 12 Juli 2013 Ujian Tulis 14 Juli 2013 Pengumuman 21 Juli 2013 Registrasi (Bagi yang lulus seleksi) Diinformasikan kemudian SPMB Program Pascasarjana (Magister/S-2 dan Doktor/S-3) Pendaftaran/Pembayaran Periode Januari: 17 Desember 2012 - 17 Januari 2013 Periode April: 19 Maret - 24 April 2013 Periode Mei: 6 - 16 Mei 2013 Periode Juli: 18 Juni - 18 Juli 2013 Periode Nopember: 15 Oktober - 14 Nopember 2013 Penyerahan Dokumen Periode Januari: 17 Desember 2012 - 17 Januari 2013 Periode April: 19 Maret - 24 April 2013 Periode Mei: 6 - 16 Mei 2013 Periode Juli: 18 Juni - 18 Juli 2013 Periode Nopember: 15 Oktober - 14 Nopember 2013 Ujian Tulis Periode Januari: 19 Januari 2013 (di Auditorium UNS) Periode April: 27 April 2013 (di Auditorium UNS) Periode Mei: 18 Mei 2013 (di Auditorium UNS) Periode Juli: 20 Juli 2013 (di Auditorium UNS) Periode Nopember: 16 Nopember 2013 (di Auditorium UNS) Ujian Khusus/Ketrampilan Dilakukan di masing-masing prodi Pengumuman Periode Januari: 1 Pebruari 2013 Periode April: 7 Mei 2013 Periode Mei: 8 Juni 2013 Periode Juli: 10 Agustus 2013 Periode Nopember: 7 Desember 2013 Registrasi (Bagi yang lulus seleksi) Online dan Ondesk: Periode Januari: 4 - 8 Pebruari 2013 Periode April: 13 - 17 Mei 2013 Periode Mei: 10 - 14 Juni 2013 Periode Juli: 12 - 16 Agustus 2013 Periode Nopember: 6 - 10 Januari 2014 Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Pendaftaran/Pembayaran Periode I : 11 Maret - 16 April 2013 (Pendaftaran Online dan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tahap I) 2 - 3 Mei (Pembayaran Seleksi Tahap II) Periode II: 29 Juli - 28 Agustus 2013 (Pendaftaran Online dan Pembayaran Biaya Pendaftaran Tahap I) 11 - 13 September 2013 (Pembayaran Seleksi Tahap II) Penyerahan Dokumen Periode I : 11 Maret - 18 April 2013 (Tahap I) Periode II: 29 Juli - 28 Agustus 2013 (Tahap I) Ujian Tulis Periode I : 22 April 2013 (Seleksi Tahap I) Periode II: 2 September 2013 (Seleksi Tahap I) Ujian Khusus/Ketrampilan Periode I : 13 - 25 Mei 2013 (Seleksi Tahap II) Periode II: 27 September -5 Oktober 2013 (Seleksi Tahap II) Pengumuman Periode I : 29 April 2013 (Pengumuman Hasil Seleksi Tahap I) 10 Juni 2013 (Pengumuman Hasil Seleksi Tahap II) Periode II: 11 September 2013 (Pengumuman Hasil Seleksi Tahap I) 21 Oktober 2013 (Pengumuman Hasil Seleksi Tahap II) Registrasi (Bagi yang lulus seleksi) Periode I : 8-12 Juli 2013 Periode II: 2-9 Januari 2013 Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Pendaftaran/Pembayaran Periode I : 18 Maret - 18 April 2013 Periode II: 19 Agustus - 26 September 2013 Penyerahan Dokumen Periode I : 18 Maret - 19 April 2013 Periode II: 19 Agustus - 27 September 2013 Ujian Tulis Periode I : 1 Mei 2013 Periode II: 8 Oktober 2013 Ujian Khusus/Ketrampilan Periode I : 2 Mei 2013 Periode II: 9 Oktober 2013 Pengumuman Periode I : 16 Mei 2013 Periode II: 24 Oktober 2013 Registrasi (Bagi yang lulus seleksi) Periode I : 17 - 24 Mei 2013 Periode II: 25 - 31 Oktober 2013

Selasa, 14 Mei 2013

INFO TENTANG STAIN SAMARINDA

Pengumuman penerimaan mahasiswa Baru  Jl. KH. Abul Hasan No. 03Telp. 0541-742193 Fax 0541-206172 Home Page : http://stain-samarinda.ac.id E-mail: pmbstainsmd@stain-samarinda.ac.id Pengumuman penerimaan mahasiswa Baru  VISI DAN MISI Visi “Menjadi Perguruan Tinggi Islam unggul dan terdepan dalam pengembangan peradaban Islam melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di Kalimantan pada 2025.” Misi 1. Mengembangkan ilmu pengetahuan, seni dan budaya keislaman yang relevan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, 2. Membangun tradisi akademik yang kuat dan mengakar. 3. Mencetak lulusan yang memiliki kompetensi keilmuan, skill dan sikap bermasyarakat yang profesional. 4. Mendidik mahasiswa berpikir dan bersikap kritis dan kreatif. 5. Mendidik mahasiswa memiliki kemantapan akidah dan keagunan moral. 6. Mendidik mahasiswa untuk mampu mengaktualisasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan praktis bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 7. Berperan aktif dalam pembangunan masyarakat di kawasan Kalimantan Timur khususnya, melalui pendidikan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
1. Jurusan Pendidikan Islam/Tarbiyah Program Studi : SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SAMARINDA a. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) (Terakreditasi) Profesi : Guru MTs/SLTP dan MA/SMU, Penyuluh, Konselor Agama Islam b. Program Studi Kependidikan Islam (KI) (Terakreditasi) Pengumuman penerimaan mahasiswa Baru Profesi : Guru MTs/SLTP dan MA/SMU, Administrasi sekolah, Pemikir dan Pengamat Pendidikan, Penyuluh / Konselor Agama Islam. c. Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) (Dalam Proses Akreditasi) Profesi : Guru MI/SD, MTs/SMP, dan guru MA/SMA, Penulis/pengamat pendidikan, Penerjemah, pemandu wisata ruhani (umroh dan haji). d. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) (Dalam Proses Akreditasi) Profesi : Guru MI/SD, MTs/SMP, dan guru MA/SMA, Penulis/pengamat pendidikan, Penerjemah, pemandu wisata (guide). Pengumuman penerimaan mahasiswa Baru 2. Jurusan Dakwah Program Studi : SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SAMARINDA a. Program Studi Manajemen Dakwah (MD) (Terakreditasi) Profesi : PNS Depag, Humas di Pemkot/Pemkab, Pemprov, Penyuluh Agama, Dosen/Guru, Kantor Depsos, Petugas Haji dan Wartawan. Read more at: http://www.kemhan.com/2012/06/pengumuman-penerimaan-mahasiswa-baru.html Copyright by http://www.kemhan.com/ Terima kasih sudah menyebarluaskan aritkel ini

IMAM SIBAWEH ULAMA BAHASA



  1. Assalamu'alaikum sahabat yang di rahmati Allah SWT
    semoga kita dalam kenikmatan iman yang selalu dijaga oleh Allah SWT,

    Postingan kali ini adalah mengenai riwayat Imam sibaweh yang mana beliau adalah seorang ulama' besar yang karianya kita nikmati dan belajari bersama di dalam pembelajaran bahasa arab.
    sebelum meneruskan membaca dengan ta'dhim penulis mengajak kita untuk kirim fatihah ke pengarang dan dosen kita yang mengenalkan kita kepada ulama' besar Imam Sibaweh . khusushon li KH.DR.FACHRUL GHAZI ,LC.MA

    A. 
    Biografi
Nama lengkapnya Abu Basyar Amr bin Utsman bin Qanbar. ‘Sibawaehi” sendiri sebenarnya adalah julukan, tetapi julukan ini lebih dikenal daripada nama aslinya sendiri. Julukan ini dipandang unik, karena belum ada orang yang mendapat julukan yang sama sebelumnya. “Sibawaehi” berasal dari bahasa Persia, sekaligus menunjukkan bahwa ia adalah orang Persia, (sib = buah apel; waih = wangi) yang berarti wangi nya buah apel”. Adapula yang mengatakan karena kedua pipinya bagai dua buah apel
Beliau diperkirakan lahir tahun 137 H di Ahwaz (Persia), ada pula yang mengatakan bahwa ia dilahirkan di sebuah kampung Syiraz yang bernama al-Baidha’, (Persia). Beliau wafat pada usia belia pada tahun  177 H. sekitar 40 tahun. Pada usia muda ia sudah rajin mengunjungi pengajian dalam bidang fikih dan hadits. Dalam ilmu hadis  berguru kepada Hammad bin Salamah bin Dinar al-Basri (w. 167 H), seorang ahli hadis terkenal pada masanya, yang juga mendalami ilmu nahwu (gramatika) dan saraf (morfologi) serta pernah menduduki jabatan mufti kola Basra.
Ketika belajar hadis kepada Hammad, Sibawaehi memprotes gurunya tentang bacaan suatu matan hadits dari segi nahwu, namun ternyata justru Sibawaehilah yang salah. Dan tampaknya inilah awal yang memicu Sibawaih untuk mendalami bahasa Arab. Ia belajar bahasa Arab kepada beberapa orang ahli, seperti Isa bin Amr al-S|aqafi al-Bas}ri (ahli nahwu, saraf dan qira’ah, w. 149 H), al-Akhfasy al-Kabir (ahli bahasa Arab), Yunus bin Habib al-Bas}ri (ahli nahwu yang mengajar beberapa halaqah, w. 177 H), Harun in Musa al-Basri (ahli qira’ah, w. 170 H), Abu Amr al-Ala’ (ahli qira’ah, w. 154 H), dan al-Khalil bin Ahmad al- Tamim al-Farahidi (Ahli bahasa Arab dan nahwu yang paling terkenal di Basra ketika itu, VV. 175 H). Pada al-Khalil inilah Sibawaehi paling lama dan serius belajar bahasa Arab  karena itu, dapat dikatakan bahwa Sibawaehi  mewarisi seluruh ilmu gurunya ini, terutama dalam nahwu dan saraf. Hubungan antara guru dan menjadi demikian akrab, bahkan dalam perkembangan lebih lanjut mereka berdua bekerja sama dalam pengembangan bahasa Arab, dan bersama gurunya  ia menciptakan al-’arud (metrik).
Popularitas Sibawaehi sebagai seorang linguist mulai terdengar dimana-mana hingga suatu ketika ia diundang ke Bagdad untuk sebuah debat terbuka. Debat terbuka yang dihadiri Khalifah ketika itu, ternyata telah didesain sedemikian rupa untuk menjatuhkan karir Sibawaih. Di hadapan audiens dan para pakar bahasa, Sibawaehi yang mewakili mazhab Bashrah kalah berdebat dengan al-Kisai yang mewakili mazhab Kufah. Al-Kisai mengajukan pertanyaan yang sulit kepada Sibawaih kemudian yang dijadikan sebagai “dewan hakim” adalah para supporter al-Kisai sendiri. Akhir cerita Sibawaehi dinyatakan salah meskipun belakangan para pakar nahwu menganggap Sibawaehi yang benar.  Konon peristiwa ini sangat memukul Sibawaehi dan membuat dia sakit dan akhirnya meninggal dunia dalam usia muda.
  1. B. Karya Sibawaehi
Sibawaehi hanya meninggalkan sebuah buku besar yang menghimpun kaidah dan dasar-dasar bahasa Arab. Buku ini merupakan khazanah ilmu bahasa Arab yang tiada tandingannya, baik sebelum maupun sesudahnya. Oleh karena itu, buku ini masih terus dipelajari penuntut ilmu bahasa Arab sampai sekarang. Akan tetapi, karya ini tidak berjudul, tidak pula didahului dengan “pendahuluan” dan diakhiri dengan “penutup”. Bahkan pada akhir buku itu ada kesan bahwa penulis masih berusaha menambahnya. Diduga, ia wafat (sebelum sempat merampungkan karyanya. Oleh karena itu, para ilmuwan sesudahnya hanya memberi nama al-Kitab (kitab) atau kitab Sibawaehi kepada buku itu.
Kitab Sibawaehi dikarang ketika asimilasi antara bangsa Arab dan non-Arab sudah lama berlangsung. Asimilasi itu sangat berpengaruh di dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bahasa. Padahal bahasa Arab ketika itu masih baru berkembang, kaidahnya belum tersusun. Dalam bidang bahasa, orang hanya merujuk kepada riwayat, pendengaran, dan kebiasaan bertutur orang Arab. Akibatnya sering terjadi kekeliruan dalam bacaan, termasuk dalam bacaan Al-Qur’an dan hadis. Waktu itu, ilmu nahwu memang sudah lahir, sejak Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu al-Aswad ad-Du’ali untuk menyusun ilmu nahwu buat pertama kali, Akan tetapi perkembangannya sampai masa Sibawaehi belum sempurna.
Munculnya buku Sibawaehi itu menandai era baru dalam bahasa Arab. Karya itu memberi tanda-tanda baru sehingga orang dapat menggunakannya dengan benar dan seragam. Di tangan Sibawaehi ilmu nahwu berkembang menjadi matang. Buku yang terutama berkenaan dengan ilmu nahwu, ilmu sharaf, dan gaya bahasa serta kosakata Arab ini diangkat dari penelitian yang  serius dan didukung oleh 1.050 kutipan, baik dalam bentuk syair maupun prosa. Beliau juga banyak mengutip ayat Alqur’an sementara hadits kurang mendapat tempat.
Demikian tingginya nilai karya tersebut, sehingga seluruh ahli ilmu nahwu sesudahnya masih merujuk dan berpedoman kepada karya itu. Bahkan, para ahli nahwu generasi berikutnya banyak yang menyusun buku dengan maksud memudahkan para penuntut ilmu dalam memahami karya tersebut. Mereka menyusun buku yang menerangkan dan menafsirkan kitab itu serta memberi catatan-catatan penting bagi bait-bait syair yang terdapat di dalamnya.
Para ahli nahwu yang datang sesudahnya menjuluki Sibawaehi sebagai Imam  min A’immah an-nuhat (salah seorang penghulu dalam ilmu nahwu). Saking berharganya buku ini sampai Al-Mazani berkata “Barangsiapa yang ingin menyusun  buku nahwu setelah Sibawaehi maka hendaklah ia malu”. Sementara al-Mubarrad berkata “Belum pernah ada orang yang menyusun kitab nahwu seperti yang dilakukan Sibawaehi”
  1. C. Kontribusi Sibawaehi dan Kitabnya
Sibawaehi memiliki jasa besar dalam melestarikan warisan bahasa Arab. Adapun posisinya dalam hal ini adalah:
  1. Mengkodifikasi pendapat para ulama terdahulu demikian pula riwayat-riwayat tentang bahasa Arab dalam kitabnya
  2. Bukan saja kodifikator tetapi beliau juga memiliki pendapat pribadi
    1. Berkolaborasi dengan ulama terdahulu dalam menyusun bahasa Arab
Jerih payahnya ini telah menghasilkan sebuah karya monumental yang bernama al-Kitab, yang telah menggabungkan pendapatnya dengan pendapat ulama terdahulu dan menjelaskan masalah-masalah yang masih kabur dalam nahwu serta memberinya uraian.
  1. D. Sistimatika Penulisan al-Kitab
Kebanyakan para penulis menjelaskan metode yang dia gunakan dalam menyusun bukunya pada awal bab, namun hal ini tidak terjadi dalam kitab Sibawaehi. Beliau tidak menjelaskan metode dan teknik apa yang dia gunakan dalam menulis. Oleh karena dianggap tidak sistematis sehingga sebagian orang menganggap bahwa Sibawaehi tidak mengerti metode penulisan. Dia hanya memaparkan bahasannya begitu saja tanpa ada korelasi antara satu materi dengan materi berikutnya.
Sebagian ulama lagi menganggap bahwa Sibawaehi menempuh metode yang natural berdasarkan intuisinya. Beliau mempelajari uslub ujaran pada nas-nas yang ada kemudian memberinya penilaian apakah ujaran tersebut benar atau salah, indah atau jelek. Sibawaehi juga membuat peristilahan dan klasifikasi seperti yang terlihat dalam bukunya yang disusun pada masa aktifitas filsafat dan ilmu pengetahuan sedang berkembang.
Sibawaehi memulai bukunya dengan tujuh bab pendahuluan, kemudian dia mengulas masalah kalimat dan pembentukannya. Setelah itu beliau berbicara tentang nahwu, kata turunan, morfologi dan menutup bukunya dengan pembahasan tentang fonologi bahasa Arab.
Berikut ini karakteristik kitab Sibawaehi
  1. Pendahuluan yang tujuh
    1. Bab tentang leksikologi yang mencakup pembagian kata: artikel (harf), kata benda (ism) dan kata kerja (kata kerja)
    2. Bab posisi akhir kata dalam bahasa Arab, disini beliau memaparkan tanda-tanda i’rab danbina
    3. Bab tentang musnad dan musnad ilaeh, dalam hal ini ia memberikan contoh dengan kalimat nominal (jumlah ismiyah) dan kalimat verbal (jumlah fi’liyah).
    4. Bab antara lafal dan makna, disini beliau menyebut tiga bagian: 
1)     Perbedaan 2 lafal karena perbedaan makna, contoh جلس dan ذهب   
2)     Dua lafal yang berbeda namun maknanya satu atau sama (sinonim) contoh, ذهب  dan إنطلق   
3)     Dua lafal yang sama namun maknanya berbeda (homonim)  contoh, وجدت عليه من الموجدة dan وجدت إذا أردت وجدان الضّالة 
  1. Bab tentang penyimpangan lafal. Misalnya kata يدع  dalam bentuk fi’il mudhari masih digunakan, berbeda dengan bentuk fi’il madhi-nya yang di ganti dengan kata ترك  . Demikian pula bentuk jamak dari kata زنديق  adalah زناديق  , namun yang banyak digunakan adalah زنادقة
  2. Kalimat yang mungkin dan yang mustahil. Disini beliau membaginya dalam 4 kategori
1)     Runtut dan indah misalnya, أتيتك أمس وسآتيك غداً، وسآتيك أمس
2)     Runtut namun bohong misalnya,  حملت الجبل، وشربت ماء البحر
3)     Runtut namun jelek misalnya,   قد زيداً رأيت، وكي زيداً يأتيك
4)     Mustahil dan bohong misalnya,  سوف أشرب ماء البحر أمس
  1. Bab yang mengandung syair, disini Sibawaehi berbicara tentang d{arurat al-syi’r
  2. Sintaksis
Sibawaehi menjelaskan fungsi kata dalam kalimat berdasarkan contoh bahasa baku (fusha). Setelah beliau berbicara tentang pendahuluan yang tujuh, beliau mulai membahas kalimat verbal yang kata kerjanya intransitif dan transitif, disusul kemudian kalimat nominal pada bab ibtida’ dengan mengemukakan nawasikh-nya
Berikut beberapa pandangan Sibawaehi tentang Nahwu
-         Amil adalah yang menimbulkan perubahan pada akhir kata (i’rab) dan tandanya adalah rafa’, nasab, jar dan sukun
-         Terkadang huruf jar dibuang sehingga membentuk maf’ul bi naz’I al-hafidh  
-         Kata kerja transitif yang membutuhkan 2 obyek jika dijadikan dalam bentuk pasif (majhul) maka obyek yang pertama menjadi naib al-fail (pengganti pelaku) misalnya كسي عبدُ الله الثوب 
-         Perbedaan antara hal (keterangan kata kerja) dengan maf’ul adalah bahwa hal merupakan sifat dari maf’ul
-         Kana wa akhwatuha kadang naqisah (membutuhkan predikat) dan kadang tammah (fungsinya sama dengan kata kerja biasa) misalnya كان الأمر أى وقع   dan أصبح محمد أى دخل فى الصباح  
-         Ma al-nafiyah (ما النافية) memiliki fungsi seperti fungsi laesa (ليس) misalnya ما أنا بشرا demikian pula kata لات  hanya saja fungsinya terbatas pada kata حين  misalnya لات حين مناص  
-         Masdar (verbal noun) dapat berfungsi seperti kata kerjanya misalnya ضربا زيدا   artinya إضرب زيدا  
-         Ism fail dapat berfungsi sebagai fi’l mudari yang menunjukkan waktu yang akan datang misalnya هذا ضارب زيدا غدا     
-         Bukan ya’ (يا) yang menjadi amil dalam al-munada tetapi kata yang terbuang misalnya يا عبدَ الله , amilnya terbuang yaitu أدع عبدَ الله
-         Kalimat لولا apabila diikuti oleh dhamir (kata ganti) seperti لولاك maka ia berfungsi seperti harf jar dan kata yang terletak sesudahnya menempati posisi majrur
-         Amil kadang-kadang dibuang seperti yang terjadi dalam al-isytigal misalnya زيدا كلمته  , زيدا مررت به  dan زيدا قرأت كتابه .Kata زيدا  disini menempati posisi obyek dari kata yang terbuang yang ditafsirkan dari kata kerja yang terletak sesudahnya.
  1. Derivasi
Bentuk-bentuk yang lazim didengar oleh bangsa Arab baik yang analogis maupun yang tidak. Menurut Sibawaehi kata kerja terambil dari masdar dan bukan sebaliknya. Atau dengan kata lain masdar adalah induk sementara kata kerja adalah turunan. Sementara menurut ulama Kufah mashdar diturunkan dari kata kerja. Terobosan Sibawaehi adalah sebuah analisis yang mendalam karena mashdar pada dasarnya mengandung arti peristiwa dan waktu peristiwa tersebut berlangsung sehingga terkait dengan waktu  lampau, sekarang dan akan datang. Diantara obyek derivasi adalah al-tashgir, al-nasab, bab al-waqf dan al-imalah.
  1. Morfologi
Morfologi bertujuan untuk mengaplikasikan kaedah-kaedah idgam dan i’lal, dan menjelaskan mengapa orang Arab tidak menggunakan suatu bentuk tertentu yang dianggap sulit untuk diucapkan. Morfologi membutuhkan beberapa hal:
1)     Pengetahuan terhadap bentuk-bentuk kata yang dapat diukur untuk dijadikan patokan.
2)     Pengetahuan terhadap kaedah-kaedah  idgam dan i’lal
3)     Sisi aplikasi
Sibawaehi menempuh metode dalam morfologi dengan menjelaskan bentuk-bentuk bahasa Arab yang ada untuk dijadikan patokan. Setelah selesai membahas bentuk-bentuk yang biasa didengar, ia menjelaskan idgam dan i’lal . selanjutnya beliau mengemukakan contoh tasrif yang mencapai 49 bentuk.
  1. Fonologi
Materi ini dibahas dalam bab idgam . Menurut Sibawaehi huruf arab berjumlah 29 dan kadang-kadang mencapai 35 jika didasarkan pada bacaan Al-Qur’an dan syair, dan kadang berjumlah 45 huruf jika didasarkan pada huruf yang jarang digunakan oleh orang Arab. Adapun tempat keluarnya huruf berjumlah 16 tempat.
  1. E. Paradigma Sibawaehi dalam menyusun bukunya
Sibawaehi mendasarkan penyusunan kaidah-kaidah tata bahasa Arab dengan tiga macam metode, yaitu dengan mendengar (sima’), membuat alasan (ta’lil), dan membuat analogi (qiyas).
Metode yang pertama, sima’, beliau lakukan dengan jalan mendengarkan secara langsung perkataan ahli Qur’an atau Qurra’, dan penduduk pedalaman yang bisa dipercaya kefasihannya. Dalam kitabnya Sibawaehi sering mengatakan
  • سمعنا بعض العرب يقول
  • سمعنا العرب تنشد هذا الشعر
  • سمعنا من العرب
  • كثير في جميع لغات العرب
  • عربي كثير
  • عربي جيد
  • قد سمعناهم
  • قال قوم من العرب ترضى عربيتهم
  • سمعنا من العرب من يوثق بعربيته
Beliau banyak menggunakan puisi-puisi Badui dan perkataan mereka untuk kemudian menyusun teori atau kaidah secara induktif. Dalam hal ini, Sibawaehi tidak mengindahkan para periwayat hadits karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang non-Arab.
Metode yang kedua, yaitu ta’lil, menyatakan adanya penyebab (‘illah) dalam i’rab. Sibawaehi dalam kitabnya sangat sering menggunakan ta’lil. Hampir seluruh masalah dia ta’lil baik yang sejalan dengan kaedah maupun yang menyimpang bahkan sampai pada masalah yang tidak ada dalam kenyataanpun dia ta’lil. Misalnya tentang fi’l mudari’, Sibawaehi bukan saja mempertanyakan mengapa fi’l mudari di-rafanasab dan jazm tetapi juga menta’lil mengapa tidak di-jar.
Metode yang ketiga, yaitu qiyas, yaitu membuat ukuran atau kaidah dari perkataan orang Arab kemudian menerapkannya dalam kasus yang lainnya. Seperti halnya ta’lil beliau juga sangat sering menggunakan qiyas. Hal ini adalah sesuatu yang wajar karena landasan utama penyusunan kaedah nahwu dan sharaf adalah qiyas. Misalnya dalam nahwu dia menganalogikan ism fa’il, ism maf’ul, dan bentuk mubalagah (hiperbola) dengan fi’l mudari. Sementara dalam saraf, semua materinya analogis. Dari konsep qiyas ini kemudian muncul istilah syaz bagi perkataan yang tidak sesuai dengan ukuran atau kaidah qiyas. Syaz dapat pula terjadi pada bacaan al-Qura’an atau qira’ah sehingga Sibawaehi banyak menolak qira’ah yang ia anggap syaz.
Melihat metode yang digunakan oleh Sibawaehi dapat dipastikan bahwa dia lebih cenderung menggunakan metode diakronis -sebuah metode yang menelusuri bahasa secara historis-, ketimbang menggunakan metode sinkronis yang meneliti bahasa pada waktu tertentu saja. Atau sering pula diistilahkan dengan metode preskriptif (mi’yari) dimana Sibawaehi selalu memakai ukuran sebelum meneliti ketimbang deskriptif (washfi) yang meneliti bahasa apa adanya.
Bahan Bacaan
E. Bosworth dkk, The Encyclopaedia Of Islam, Vol IX (Leiden:Brill, 1997)
Suplemen Ensiklopedia Islam 2, (Jakarta: Pt. Ikhtiar Baru Van Hoeve)
Abu Bakr  Muhammad Ibn Sarraj al-Nahwi, al-Ushul Fi al-Nahw, (Maktabah Misykat)
Sibawaehi, al-Kitab, (al-Maktabah al-Syamilah Versi 2)
Abu Said al-Sirafi, Syarh Kitab Sibawaehi, (Mesir: Daral-Ma’arif)
Ahmad Al-Iskandari, Al-Wasith fi al-Adab al-‘Arabi wa Tarikhuhu, (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1916)
Syauqi DHaif, Al-Madaris An-Nahwiyyah, (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1976)
Al-Syaekh Ahmad al-Thanthawi, Nasy’at al-Nahw Tarikh wa Asyhur al-Nuhat (Mesir: Daral-Ma’arif)
Lutz Edzard, Sībawayhi’s Observations On Assimilatory Processes And Re-syllabification In The Light Of Optimality Theory
Internet
Posted 16th November 2011 by NANANG SUNANDARhttp://nanangsunandar.blogspot.com/2011/11/kontribusi-sibawaehi.htmlkhushushon ilaa Al-Imam Siibawaihi, wa kaatib hadzihi ar-risalah NANANG SUNANDARAl-Fatihah...

Istilah-istilah dalam mempelajari bahasa arab

Istilah2 NAHWU dgn Pendekatan (bkn persamaan/persis, krn tdk pasti sama pengertian istlh dlm lain bahasa) :

1. Ilmu Nahwu=Ilmu gramatika
2. Ilmu sharaf = Ilmu morfologi kata.
3. Kalam= Kalimat/sentence.
4. kalimah =kata/word.
5. Qaul=ujaran.
6. kalim=frase.
7. Isim = kt benda (noun, meliputi sebagian kt sifat/adjective).
8. Fi'il = kt kerja (verb), madli = lampau /past, hal = sedang /present, istiqbal = akan /future), sebagian kt sifat masuk ke dalam fi'il, bukan istilah sifat untuk na'at.
9. Harf = kt tugas (kt bantu) dalam bhs Inggris ada Auxilary verb.
10. Fa' fi'il, a'in fi'il, lam fi'il = gatra atau suku kata.
11. Mujarrod = tanpa imbuhan.
12. Mazid = berimbuhan.
13. Muta'addi = transitif (kata krj yg mempunyai maf'ul /obyek penderita).
14. Lazim = intransitif (kt krj yg tidak mempunyai obyek penderita).
15. Muthowa'ah = result of act (akibat dr pekerjaan)
16. Syadz = irreguler.
17. Wazan = pola/anutan.
18. Mauzun = yang mengikuti pola.
19. Musytaq = derivat/cangkokan.
20. Jumlah fi'liyah = kalimat verbal.
21. Jumlah ismiyyah = kalimat nominal.
22. Mubtada' khabar = DM (diterangkan menerangkan).
23. Mubtada dengan khabar jumlah atau syibh jumlah = kalimat majemuk bertingkat.
24. Isim maushul = kata antar (istlh pendekatan !).
25. Syartiyyah = kalimat bersyarat (if Clause).
26. Harf jar = bisa diartikan preposisi (kata depan).
27. 'Athof = kata sambung /penggabung (conjunction)
28. Dhamir = kt ganti.
29. Dhamir Mutakalim = kt ganti orang pertama.
30. Dhamir Mukhatab = kt ganti orang kedua.
31. Dhamir Ghaib = kata ganti orang ketiga.
32. Mufrad = tunggal/singular.
33. Mutsanna = dua/dual.
34. Jamak = plural.
35. 'Umdah = inti.
36. Fadh_lah = tidak inti/sampiran.
37. Natsar = prosa.
38. Nazhom = syair/pantun.
39. Bina' Ma'lum =bentuk aktif
40. Bina' Majhul =bentuk pasif
41. Jenis kelamin =gender
42. Nakirah =indefinite
43. Ma'rifah=defenite
44. 'Adad = bilangan/nominal
45. Syahid = bukti/pendukung
46. (Faidah) Musyarokah = resiprok, (masing2 berbuat)
47. 'Amil = variable/atribute
48. Ma'mul = obyek dari variable
49. Huruf hijaiyah=alfabet
50. Huruf ma'nawi =kt tugas
51. Istitsna' =exception (pengecualian)
52. Fi'il Amar =imperatif
53. Ijab / Mutsbat =positif
54. Nafi /Manfiy =negatif
55. Istifham =Question
56. Harf istifham =word of question
57. Mahall = fungsi (posisi ?) dan kedudukan
58. I'lal = break down
59. Tarkib = gatra dalam kalimat
60. Sebagian dari idlofat adalah kt majemuk
61. Majaz = makna konotatif
62. Haqiqi = makna denotatif ?

Senin, 06 Mei 2013

Fi'il


Assalamu'alaikum sahabat-sahabat , semoga kita selalu dalam lindungan Allah dan sellu di beri kemudahan dalam menuntut ilmu.

Didalam bahasa arab ada yang dinamakan KALIMAH, kalimah apabila di bahasa indonesiakan adalah KATA , contohnya adalah saya , makan , roti, itu adalah kata .
kata didalam bahasa arab itu terbagi jadi 3 loh..(ini saya ambil ilmunya dari ustadz Ahmad dengan metode 6 jam baca kitab ) yang tiga itu adalah KATA KERJA , KATA BENDA , DAN KATA SIFAT .
Nah kali ini kita bahas tentang kata kerja...
kata kerja itu suatu kata yang menunjukkan pekerjaan , contohnya minum, makan, lari ,

nah,kata kerja itu di bagi mnjadi 3 , kata kerja skrang, lampau ,dan perintah
Kata kerja atau Kalimah F’il terbagi tiga:
1. Fi’il Madhi – Kata kerja Bentuk Lampau:
Kata kerja menunjukkan kejadian bentuk lampau, yang telah terjadi sebelum masa berbicara. Seperti :

قَرَأَ

Telah membaca”.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Ta’ Fa’il dan Ta’ Ta’nits Sakinah. Seperti :

قَرَأْتُ

QORO’TU = “Aku telah membaca” dan

قَرَاَتْ

QORO’AT = “Dia (seorang perempuan) telah membaca”.
2. Fi’il Mudhori’ – Kata kerja bentuk sedang atau akan:
Kata kerja menunjukkan kejadian sesuatu pada saat berbicara atau setelahnya, pantas digunakan untuk kejadian saat berlangsung atau akan berlangsung.
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi saat berlangsung dengan dimasukkannya Lam Taukid dan Ma Nafi. Seperti:

قَالَ إِنِّي لَيَحْزُنُنِي أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ

Berkata Ya’qub: “Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amatmenyedihkanku…

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ

…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati…
Dapat dipastikan kejadian itu terjadi akan berlangsung dengan dimasukkannya :

س, سوف, لن, أن, ان.

SYIN, SAUFA, LAN, AN dan IN
Seperti:

سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى

dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).

قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَن تَرَانِي

berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.” Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku

وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

وَإِن يَتَفَرَّقَا يُغْنِ اللَّهُ كُلاًّ مِّن سَعَتِهِ

Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya.
Tanda-tanda Fi’il Mudhori’ adalah: bisa dimasuki لَمْ seperti contoh:

لَمْ يَقْرَأْ

artinya: tidak membaca.
Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu أ – ن – ي – ت disingkat menjadi أنيت.
Huruf Mudhara’ah Hamzah dipakai untuk Mutakallim/pembicara/orang pertama tunggal/Aku. contoh

أضرب

ADHRIBU = aku akan memukul
Huruf Mudhara’ah Nun dipakai untuk Mutakallim Ma’al Ghair/pembicara/orang pertama jamak/Kami. contoh

نــضرب

NADHRIBU = kami akan memukul
Huruf Mudhara’ah Ya’ dipakai untuk Ghaib Mudzakkar/orang ketiga male, tunggal, dual atau jamak/dia atau mereka. contoh

يــضرب

YADHRIBU = dia (pr) akan memukul

يــضربان

YADHRIBAANI = dia berdua (lk-pr) akan memukul

يــضربون

YADHRIBUUNA = mereka (lk) akan memukul

يــضربن

YADHRIBNA = mereka (pr) akan memukul
Huruf Mudhara’ah Ta’ dipakai untuk Mukhatab secara Mutlaq/orang kedua male atau female, juga dipakai untuk orang ketiga female tunggal dan dual. contoh

تــضرب

TADHRIBU = kamu (lk)/dia (pr) akan memukul

تــضربا

TADHRIBAA = kamu berdua (lk-pr)/dia berdua (pr) akan memukul

تــضربون

TADHRIBUUNA = kamu sekalian (lk) akan memukul

تــضربين

TADHRIBIINA = kamu (pr) akan memukul

تــضربن

TADHRIBNA = kamu sekalian (pr) akan memukul
3.  Fi’il Amar – Kata kerja bentuk perintah :
Kata kerja untuk memerintah atau mengharap sesuatu yang dihasilkan setelah masa berbicara. contoh:

اقْرأْ

IQRO’ = bacalah.
Tanda-tandanya adalah dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah. contoh

اقْرَأَنَّ

IQRO’ANNA = sungguh bacalah.




di nukil dari ustadz ibnu thoha

NAHWU


NAHWU adalah kaidah-kaidah  Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan-keadaannya ketika masih satu kata (Mufrod) atau ketika sudah tersusun (Murokkab). Termasuk didalamnya adalah pembahasan SHOROF. Karena Ilmu Shorof bagian dari Ilmu Nahwu, yang ditekankan kepada pembahasan bentuk kata dan keadaannya ketika mufrodnya.
Jadi secara garis besar, pembahasan Nahwu mencakup pembahasan tentang bentuk kata dan keadannya ketika belum tersusun (mufrod) , semisal bentuk Isim Fa’il mengikuti wazan فاعل, Isim Tafdhil mengikuti wazan أفعل, berikut keadaan-keadaannya semisal cara mentatsniyahkan, menjamakkan, mentashghirkan dll. Juga pembahasan keadaan kata ketika sudah tersusun (murokkab) semisal rofa’nya kalimah isim ketika menjadi fa’il, atau memu’annatskan kalimah fi’il jika sebelumnya menunjukkan Mu’annats dll.
Satu kata dalam Bahasa Arab disebut Kalimah (الكَلِمَة) yaitu satu lafadz yang menunjukkan satu arti.
Kalimat atau susunan kata dalam Bahasa Arab disebut Murokkab (المُرَكَّب). Jika kalimat / susunan kata tersebut telah sempurna, atau dalam kaidah nahwunya telah memberi pengertian dengan suatu hukum ” Faidah baiknya diam” maka kalimat sempurna itu disebut Kalam (الكَلاَم) atau disebut Jumlah (الجُمْلَة).
Kalimah-kalimah dalam Bahasa Arab, diringkas menjadi tiga macam:
1. Kalimah Fiil (الفِعْلُ) = Kata kerja
2. Kalimah Isim (الإِسْمُ) = Kata Benda
3. Kalimah Harf (الحَرْفُ) = Kata Tugas.
Khusus untuk Kalimah Fi’il, bisa dimasuki: قد, س, سوف, Amil Nashob ان dan saudara-saudaranya, Amil Jazm, Ta’ Fa’il, Ta’ Ta’nits Sakinah, Nun Taukid, Ya’ Mukhotobah.
Khusus untuk Kalimah Isim, bisa dimasuki: Huruf Jar, AL, Tanwin, Nida’, Mudhof, Musnad.
Khusus untuk Kalimah Harf, terlepas dari suatu yang dikhusukan kepada Kalimah Fiil dan Kalimah Isim.
Menurut wazannya, asal Kalimah terdiri dari tiga huruf, 1. Fa’ fi’il, 2. ‘Ain Fi’il, 3. Lam Fi’il (َفَعَل). Apabila ada tambahan asal, maka ditambah 4. Lam fi’il kedua (َفَعْلَل). Apabila ada tambahan huruf bukan asal. maka ditambah pula pada wazannya dengan huruf tambahan yang sama, semisal  ٌمُسْلِم ada tambahan huruf Mim didepannya, maka ikut wazan مُفْعِلٌ.

di nukil dari ustaz thoha

Kebersamaan Mahasiswa PBA STAIN Samarinda

 Diskusi
 Bersama Ustadz Khairy Abu Syairy selaku Kaprodi PBA dan KH DR.Fachrul Ghazi,LC,MA saat buka bersama di mushola ad-dien STAIN Samarinda