STRUKTUR ORGANISASI PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan
sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan
Pada
Prodi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan
Tarbiyah STAIN Samarinda
ABD.KHOHHAR M.T.
NIM 11.1103.0001
HUSNUL KHOTIMAH
NIM 11.1103.00
Dosen
Pengampu :
Dra.FATHUL
JANNAH, M.Si
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SAMARINDA
2013
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk multidimensional. Oleh karena itu, banyak
julukan yang diberikan kepadanya, misalnya sebagai makhluk ekonomi (homo
economicus), makhluk social (homo social), makhluk berfikir (homo
safien), makhluk bekerja atau bermain (homo luden), makhluk yang
suka bersenang-senang (homo hedonism), makhluk yang suka menggunakan
lambing-lambang (homo simbolicum), makhluk yang suka menindas makhluk
lainnya ( homo hominilupus), makhluk iptek, makhluk imtaq dan makhluk
organisasional. [1]
Manusia adalah makhluk organisasi. Oleh karena itu, begitu ia
dilahirkan ke dunia, ia menjadi anggota organisasi genitis yang disebut anggota
organisasi keluarga. Bahkan, organisasi itu sudah ada sebelum kita dilahirkan
karena kelahiran kita juga akibat hasil dari organisasi perkawinan. Di samping
itu, begitu manusia lahir ia juga langsung menjadi anggota rukun tetangga,
rukun warga, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan warga Negara
Indonesia, bahkan menjadi warga dunia. [2]
Ketika usia sekolah, manusia memasuki sekolah dan ia menjadi
anggota organisasi sekolah, anggota struktural kelas, pramuka, organisasi
sekolah intra sekolah. Setelah lulus ia kuliah dan menjadi anggota organisasi
di kampusnya. Mungkin pula ia merangkap organisasi keagamaan, militer, politik,
ekonomi, atau bisnis, sosial atau masyarakat, budaya, keamanan, militer,
olahraga, hobi, profesi, dan sebagainya. Akhirnya, setelah manusia meninggal ia
dicatat sebagai anggota organisasi kematian oleh panitia rukun kematian di
tingkat RT.
Jadi, manusia sejak dilahirkan sampai kematiannya tidak dapat
dipisahkan dari organisasi. Manusia
adalah makhluk organisasionalkarena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. [3] Manusia juga makhluk yang memiliki akal dan
budi. Dua unsur ini yang membedakan manusia dengan hewan, tumbuhan dan makhluk
Tuhan lainnya. Akal adalah kemampuan (potensi) yang dimiliki manusia
untuk mengetahui, memahami, dan menjelaskan tentang sesuatu yang ada (on
being), termasuk dirinya sendiri. [4] Hal itulah yang membuat manusia selalu ingin
mengetahui, memahami dan selalu mencari tahu untuk belajar. Manusia belajar
untuk diri sendiri dan untuk diajarkan ke manusia yang lainnya dengan berbagai
macam cara mencari pendidikan sampai cara menyampaikannya yang diatur dalam
organizing yang baik.
Dalam mengorganisasikan pendidikan ada banyak hal yang perlu di
perhatikan oleh tenaga pendidik dan administratur (penata usaha, Kamus Umum Bahasa
Indonesia) salah satunya adalah struktural
organisasi dalam pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Definisi Struktur Organisasi Pendidikan ?
2. Bagaimana Konsep Organisasi Sekolah dan Pengajaran ?
3. Bagaimana Struktur Organisasi dalam Pendidikan dan Pengajaran ?
4. Kinerja Organisasi Pendidikan ?
5. Apakah yang dimaksud dengan Iklim dalam organisasi Pendidikan?
6. Apa saja macam macam dari Iklim Organisasi Pendidikan
C. METODE PENULISAN MAKALAH
Penulisan dalam makalah ini adalah penulisan
yang bersifat studi perpustakaan yang bercorak deskriptif, dimana penulis
berusaha memahami dan menafsirkan dengan data-data yang ada di beberapa refrensi
buku-buku maupun sumber media ,baik cetak maupun elektronik untuk mendapatkan
data yang relevan agar didalam penulisan makalah ini tidak hanya dengan studi
pustaka saja tapi penulis berusaha mencari studi kasus di lapangan.
Sebagai sumber data adalah pihak-pihak yang
terkait dengan lembaga pendidikan maupun sosial , organisasi mahasiswa maupun
organisasi pemerintah, organisasi atau lembaga yang memiliki bagan struktural .
Sumber data merupakan sesuatu yang penting
dalam suatu penelitian karena ketepatan dalam memilih dan menentukan sumber
data akan menentukan akurat tidaknya data yang di peroleh. [5] Sedang teknik pengumpulan data, penulis
melakukan observasi, wawancara mendalam (indept interview) ,studi
pustaka dan dokumentasi
D. PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN STRUKTUR, ORGANISASI, DAN PENDIDIKAN
Struktur itu berbeda dengan struktural,
menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke tiga , makna dari struktur adalah
cara bagaimana sesuatu disusun, susunan, atau bangunan. Sedangkan struktural
adalah yang mengenai susunan bangunan atau organisasi. Jadi struktur adalah
cara suatu itu disusun atau dibangun.
Organisasi adalah susunan dan aturan dari
berbagai-bagai bagian orang (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang
teratur.[6]
Pendidikan didalam Kamus Umum Bahasa yang
diolah oleh Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional bermakna perbuatan (hal atau cara) mendidik. Sedangkan
ditinjau dari segi hukum , definisi pendidikan berdasarkan Undang-undang
dasar RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang
sisdiknas, Pasal 1 ayat (1), yaitu “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, nusa dan bangsa.[7]
Menurut G.R. Terry (1978)
pengorganisasian atau penggerakan adalah tindakan mengusahakan
hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka
dapat bekerja sama secara efisien. Dengan demikian mereka dapat memperoleh
kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi
lingkungan tertentu guna
mencapai tujuan dan sasaran tertentu. [8]
Manullang (1976) memahami makna pengorganisasian dalam arti
yang dinamis. Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian , pembatasan
tugas-tugas dan tanggung jawab serta dan penetapan hubungan antar unsur
organisasi, sehingga memugkinkan orang dapat bekerja bersama-sama se-efektif
mungkin untuk pencapaian tujuan
2.
KONSEP
ORGANISASI SEKOLAH DAN PENGAJARAN
Organisasi lembaga
pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan komplek karena lembaga
pendidikan tersebut merupakan
suatu lembaga penyelenggara pendidikan. Tujuannya adalah menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau
profesional yang dapat menerapkan , mengembangkan , memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan , teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional.[9]
Organisasi sekolah
yang efektif adalah kelompok-kelompok yang informal, kebutuhan-kebutuhan
individu, dan tujuan birokrasi di
pemerintahan dan personel pendidikan di sekolah berperan secara bersama atau
saling berfungsi satu sama lainnya. Sekolah yang efektif adalah spesifikasi
prodesur pengembangan organisasi yang konsisiten secara aktual terhadap
kebutuhan sekolah.
Pengajaran
merupakan aktifitas yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan yang meliputi
aktivitas perancangan, pengelolaan,
penyampaian bimbingan dan penilaian. Secara ringkas pengajaran
merupakan proses untuk menyampai dan menyumbang ide-ide . pengajaran dapat
diuraikan sebagai satu cara menyediakan pelajar dan pengetahuan dan kemahiran
yang di perlukan untuk berfungsi dengan baik. Faktor
terpenting dalam pengajaran ialah guru perlu menilai keperluan-keperluan
pembelajaran yang spesifik dan mengaplikasi strategi-strategi serta aktivitas yang
sesuai untuk pelajar.[10]
-
Di
bawah ini adalah beberapa pendapat tentang konsep pengajaran :
Menurut Arbak 1985,
pengajaran sebagai organisasi yang di rancang oleh guru dan menyampaikan
pemahaman tentang maklumat atau pengetahuan tertentu kepada pelajarnya.
Menurut Ehah 1989,
menyatakan bahwa pengajaran sebagai satu sains yaitu sistem aktivi-aktivi yang
di tujukankepada murid-murid yang bertujuan membawa perubahan tingkah laku di
kalangan mereka.
Menurut Yaxley 1991,
berpendapat bahwa pengajaran merupakan satu tindakan yang bertujuan
untuk membawa perubahan dari segi kepercayaan , nilai dan makna. Ia juga
melihatpengajaran sebagai aktivi intelek yang melibatkan , perasaan dan
penilaian.
3.
STRUKTUR
ORGANISASI DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Dalam definisi
perencanaan di katakan bahwa organisasi pendidikan ada di antara lingkungannya
dan tertanam di dalamnya. Ini berarti organisasi atau lembaga pendidikan tidak
dapat dan tidak di benarkan berdiri sendiri terlepas dari masyarakat lingkungannya.[11]
Struktur
Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu Sentralisasi dan beberapa
bagian masih diselenggarakan secara Desentraisasi. Pada umumnya, struktur campuran inilah yang
berlaku dikebanyakan negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran
bagi bangsanya.[12]
a. Struktur Sentralisasi
Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di jalankan secara sentral, yakni yang kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu badan di pusat pemerintahan maka pemerintah daerah kurang sekali atau sama sekali tidak mengambil bagian dalam administrasi apapun. Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari menentukan kebijakan (poliey) dan perencanaan, penentuan struktur dan syarat-syarat personel, urusan kepegawaian, sampai kepada penyelenggaraan bangunan-bangunan sekolah, penentuan kurikulum, alat-alat pelajaran, soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya. Semuanya ditentukan dan ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan sekolah-sekolah hanya merupakan pelaksana-pelaksana pasif dan tradisional semata-mata. Sesuai dengan sistem sentralisasi dalam organisasi pendidikan ini, kepala sekolah dan guru-guru dalam kekuasaan dan tanggung jawabnya, serta dalam prosedur-prosedur pelaksanaan tugasnya sangat dibatasi oleh peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi dari pusat yang diterimanya melalui hierarchi atasannya. Dalam sistem sentralisasi semacam ini, ciri-ciri pokok yang sangat menonjol adalah keharusan adanya uniformitas (keseragaman) yang sempurna bagi seluruh daerah di lingkungan negara itu. Keseragaman itu meliputi hampir semua kegiatan pendidikan, teutama di sekolah-sekolah yang setingkat dan sejenis.
-
Adapun keburukan/keberatan yang prinsipal ialah
:
a.1. Bahwa
administrasi yang demikian cenderung kepada sifat-sifat otoriter dan birokratis.
Menyebabkab para pelaksana pendidikan, baik para pengawas maupun kepala sekolah
serta guru-guru menjadi orang-orang yang pasif dan bekerja secara rutin dan
tradisional belaka.
a.2. Organisasi
dan administrasi berjalan sangat kaku dan seret, disebabkan oleh garis-garis
komunikasi antara sekolah dan pusat sangat panjang dan berbelit-belit, sehingga
kelancaran penyelesaian persoalan-persoalan kurang dapat terjamin.
a.3. Karena
terlalu banyak kekuasaan dan pengawasan sentral, timbul penghalang penghalang
bagi inisiatif setempat, dan mengakibatkan uniformalitas yang mekanis dalam
administrasi pendidikan, yang biasanya hanya mampu untuk sekedar hanya membawa
hasil-hasil pendidikan yang sedang atau sedikit saja.
b. Struktur Desentralisasi
Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi, pendidikan bukan urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan rakyat setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan sekolah-sekolah pun berada sepenuhnya dalam tangan penguasa daerah. Kemudian pemerintah daerah membagi-bagikan lagi kekuasaannya kepada daerah yang lebih kecil lagi, seperti kabupaten/kotapraja, distrik, kecamatan dan seterusnya dalam penyelengaraan dan pembangunan sekolah, sesuai dengan kemampuan, kondisi-kondisi, dan kebutuhan masing-msing. Tiap daerah atau wilayah diberi otonomi yang sangat luas yang meliputi penentuan anggaran biaya, rencana-rencana pendidikan, penentuan personel/guru, gaji guru-guru pegawai sekolah, buku-buku pelajaran, juga tentang pembangunan, pemakaian serta pemeliharaan gedung sekolah. Dengan struktur organisasi pendidikan yang dijalankan secara desentralisasi seperti ini, kepala sekolah tidak semata-mata merupakan seorang guru kepala, tetapi seorang pemimpin, profesional dengan tanggung jawab yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh sekolahnya. Ia bertanggung jawab langsung terhadap pemerintahan dan masyarakat awasan dan social-control yang langsung dari pemerintahan dan masyarakat setempat. Hal ini disebabkab karena kepala sekolah dan guru-guru adalah petugas-petugas atau karyawan-karyawan pendidik yang dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh pemerintah daerah setempat. Tentu saja, sistem desentralisasi yang ekstrim seperti ini ada kebaikan dan keburukannya.
-
Beberapa kebaikan yang mungkin terjadi ialah :
a. Pendidikan dan pengajaran
dapat disesuaikan dengan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
b. Kemungkinan adanya
persaingan yang sehat diantara daerah atau wilayah sehingga masing-masing
berlomba-lomba untuk menyelenggarakan sekolah dan pendidikan yang baik.
c. Kepala sekolah, guru-guru,
dan petugas-petugas pendidikan yang lain akan bekerja dengan baik dan
bersungguh-sungguh karena dibiayai dan dijamin hidupnya oleh pemerintah dan
masyarakat setempat. [13]
-
Adapun keburukannya adalah sebagai berikut :
a. Karena otonomi yang sangat luas, kemungkinan program pendidikan akan . berbeda-beda. Hal ini akan menimbulkan perpecahan bangsa.
b. Hasil pendidikan dan pengajaran tiap-tiap
daerah atau wilayah sangat berbeda-beda, baik mutu, sifat maupun jenisnya,
sehingga menyulitkan bagi pribadi murid dalam mempraktekkan pengetahuan atau
kecakapannya dikemudian hari di dalam masyarakat yang lebih luas.
c. Kepala sekolah, guru-guru, dan
petugas pendidikan lainnya cenderung untuk menjadi karyawan-karyawan yang
materialistis, sedangkan tugas dan kewajiban guru pada umumnya lain dari pada
karyawan-karyawan yang bukan guru.
d. Penyelenggaraan dan pembiayaan pendidikan yang
diserahkan kepada daerah atau wilayah itu mungkin akan sangat memberatkan beban
mayarakat setempat.[14]
4. KINERJA ORGANISASI PENDIDIKAN
Dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian
hasil atau degree of accomplishtment, hal ini berarti bahwa, kinerja suatu
organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat
mencapai tujuan yang di dasarkan pada tujuan yang sudah di tetapkan sebelumnya.[15]
Kinerja
pendidikan pada hakikatnya merupakan perwujudan dari cara kerja yang baik yang
menyangkut kemampuan pendidik di dalam melaksanakan tugas, baik dalam
melaksanakan pengendalian mutu maupun pelaksanaan evaluasi dalam program. Kinerja
yang baik di pengaruhi oleh beberapa faktor utama adalah iklim organisasi yang
selanjutnya mempengaruhi kinerja oraganisasi pendidikan.[16]
Menurut Notomirjo 1992, menyatakan
bahwa kinerja (performance) atau prestasi kerja atas pencapaian kerja
adalah suatu kemampuan yang di ukur berdasarkan pelaksanaan tugas sesuai dengan
uraian tugasnya.
Indonesia
merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya membangun.
Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan.
Undang-undang Dasar tahun 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia
berhak mendapatkan pendidikan. Pemerintah Indonesia melalui Departemen
Pendidikan Nasional telah melakukan usaha-usaha perbaikan dalam pencapaian
pendidikan yang ada dan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
-
Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di
Indonesia menghadapi tiga tantangan besar ;
Pertama, Sebagai akibat dari krisis ekonomi dunia
pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan
pendidikan yang telah dicapai.
Kedua, Untuk
mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber
daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing di pasar kerja global.
Ketiga, Sejalan
dengan berlakunya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian
sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih
demokratis (www.depdiknas.go.id).
Dari ketiga tantangan tersebut di atas, maka kinerja guru sangatlah
diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kinerja guru
merupakan faktor penting dalam menentukan prestasi belajar siswa. Keberhasilan
pendidikan terutama ditentukan oleh mutu gurunya. Pada umumnya pekerjaan guru
dibagi dua yaitu : pekerjaan yang berhubungan dengan tugas-tugas mengajar dan
mendidik, serta tugas-tugas kemasyarakatan (sosial).
Faktor yang juga mempengaruhi kepuasan kerja dan
kinerja guru menurut Herlina (2005) adalah motivasi berprestasi.
Motivasi berprestasi merupakan suatu karakteristik kepribadian yang penting
dalam lingkungan organisasi, yang ditandai dengan adanya dorongan pada individu
untuk mengungguli orang lain, berprestasi sesuai dengan seperangkat standar
yang berlaku dan berjuang untuk sukses. Motivasi merupakan komoditi yang sangat
diperlukan oleh semua orang termasuk guru. Motivasi berprestasi bisa terjadi
jika guru mempunyai kebanggaan akan keberhasilan.
Motivasi
berprestasi dalam dunia pendidikan merupakan kombinasi dari tiga faktor yaitu:
(a) faktor keberhasilan pendidikan;
(b) keberhasilan dalam melaksanakan tugas; dan
(c) pengalaman sukses/gagal dalam pelaksanaan
tugas (Falahy, 2005).
Berdasarkan dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang berasal dari dalam
diri orang-orang untuk berprestasi dan
berusaha berprestasi dalam upaya untuk mencapai tujuan. Guru-guru
akan bekerja lebih baik jika mereka sungguh-sungguh diberi motivasi.
Guru-guru yang berhasil karena adanya motivasi berprestasi akan
memberikan sumbangan yang berharga kepada pendidikan.
Prestasi dari
sebuah kinerja akan di tentukan oleh kemampuan seorang pemimpin dalam memimpin sebuah
organisasi, peranan pengawasan dalam peningkatan kinerja sangat penting.
Seorang pemimpin harus mampu menguasai personal untuk memberikan pelayanan
pembinaan. bentuk pembinaan yang efektif
hendaknya di lakukan kegiatan pengawasan secara kontinuitas.[17]
5.
IKLIM
DAN BUDAYA ORGANISASI PENDIDIKAN
Iklim organisasi
menurut Robbins (1994) mengemukakan bahwa suatu organisasi merupakan
kesatuan sosial yang di koordinasikan secara sadar dengan suatu batasan yang
relative dapat di identifikasi, relatif bekerja terus
menerus untukmencapai suatu tujuan atau sekelompok tujuan. Iklilm organisasi
merupakan sekumpulan total tingkatan dan kualitas faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi anggota
organisasi yang di ukur melalui persepsi.
Iklim organisasi menurut Falahy
(2005) merupakan sarana bagi guru untuk melakukan pendekatan dengan
lingkungan kerjanya dengan pandangan yang positif. Iklim organisasi mempunyai
kaitan dengan prestasi, motivasi, kepuasan dan kinerja guru. Jika iklim
organisasi kondusif, suasana lingkungan manusia yang familiar maka akan membuat
guru menjadi termotivasi karena puasnya guru terhadap organisasi. Dan
sebaliknya jika iklim tidak kondusif maka mengakibatkan guru kurang bergairah
dalam bekerja.
Iklim
dapat mempengaruhi motivasi, prestasi dan kepuasan kerja. Para pegawai
mengharapkan imbalan, kepuasan, prestasi
atas dasar persepsi mereka terhadap iklim organisasi. Iklim organisasi di
sekolah bisa bergerak dari yang menyenangkan ke netral, sampai dengan tidak
menyenangkan.
Tetapi pada umumnya kepala sekolah, guru dan
pegawai menginginkan iklim yang menyenangkan karena menyangkut keuntungan
seperti prestasi yang lebih baik, kepuasan kerja dan dapat menimbulkan kinerja
yang lebih baik lagi.
Menurut Steers
(1980),(Iklim adalah Kepribadian
organisasi yang dicerminkan oleh anggota-anggotanya )[18]
terdapat sepuluh dimensi iklim pada tingkat organisasi secara
keseluruhan, yaitu:
(1)
Struktur tugas,
(2) Hubungan
imbalan-hukum,
(3) Sentralisasi
keputusan,
(4) Tekanan
pada prestasi,
(5) Tekanan
pada latihan dan pengembangan,
(6) Keamanan
vs risiko,
(7) Keterbukaan
vs ketertutupan,
(8) Status
dan semangat,
(9) Pengakuan
dan umpan balik,
(10) Kompetensi dan
keluwesan organisasi secara umum.
Iklim
yang timbul merupakan arena penetapan keputusan mengenai prestasi. Jika iklim
bermanfaat bagi kebutuhan individu (misalnya: memperhatikan kepentingan pekerja
dan berorientasi pada prestasi), maka kita dapat mengharapkan tingkah laku – ke
arah tujuan yang tinggi (Falahy, 2005). Sebaliknya jika iklim yang
timbul bertentangan dengan tujuan, kebutuhan dan motivasi pribadi, dapat
diharapkan bahwa prestasi maupun kepuasan kerja akan berkurang.
Iklim
organisasi mempengaruhi perilaku
pendidik yang kemudian mempengaruhi kinerja organisasi pendidikan, maka ada
kontribusi yang positif atau baik maka menghasilkan perilaku dan kinerja organisasi yang
positif dan baik.
Dapat dikatakan
pula iklim organisasi merupakan gambaran kolektif yang bersifat umum terhadap
suasana kerja organisasi yang membentuk harapan dan perasaan seluruh pelajar
sehingga organisasi meningkat.
Iklilm organisasi dapat dilihat dari budaya organisasi
karena di dalam budaya organisasi di bicarakan hal-hal yang mencakup :[19]
a. Perubahan organisasi
b. Karakteristik organisasi
c. Kreasi
d. Contoh-contoh budaya organisasi dan memelihara atau menjaga
organisasi
e. Prinsip-prinsip organiasasi dan tipe-tipe organisasi.
Salah
satu definisi iklim organisasi adalah persepsi dari sekumpulan orang terhadap lingkungan organisasinya. Untuk
menjaga iklim organisasi yang kondusif, maka dalam melakukan eksplorasi
menjelajahi ide baru maupun cara baru perlu di sesuaikan dengan kreatifitas.
Dan dapat di simpulkan bahwa iklim organisasi pendidikan merupakan keadaan di
tempat kerja baik fisik maupun non fisik yang mendukung pelaksanaan tugas
dalam organisasi.
Budaya organisasi
adalah budaya organisasi yang mengacu pada suatu sistem pemaknaan bersama yang
di anut oleh anggota organisasi dalam bentuk nilai, tradisi, keyakinan, norma
dan cara berpikir unik yang membedakan organisasi itu dengan organisasi
lainnya.
Lampiran :
Contoh Struktur Organisasi di salah satu organisasi luar kampus pada hal
ini Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII )
SUSUNAN PENGURUS BESAR
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MASA KHIDMAT 2011-2013
MAJELIS PEMBINA NASIONAL ( MABINAS )
Ketua :
Wakil Ketua :
Wakil ketua :
Sekretaris :
Anggota :
BADAN PENGURUS HARIAN ( BPH )
Ketua Umum :
Sekretaris Jenderal :
Bendahara Umum :
Biro-Biro :
-
Biro Pengembangan dan Kurikulum
-
Biro Training dan Pelatihan
-
Biro Penembangan Organisasi
-
Biro Penataan Arsip dan Data Base Anggota
-
Biro Jaringan OKP
-
Biro Kewirausahaan dan Pengembangan Ekonomi
-
Biro Pengembangan Profesi Akademik
-
Biro Perundang-Undangan dan Tata Negara
E. ANALISA
Ø Analisa Abdul Khohar M.T. ( Penulis A )
Didalam analisa saya selaku
salah satu penulis makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi
dan supervisi Pendidikan yang berjudul “Struktur Organisasi Pendidikan”
sangatlah luas. Ditinjau dari definisi masing-masing arti Struktur, Organisasi,
dan Pendidikan saya selaku penulis menganalisa makna dari arti struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun, susunan, atau bangunan.
Sedangkan struktural adalah yang mengenai susunan bangunan atau organisasi.
Jadi struktur adalah cara suatu itu disusun atau dibangun, hal itu saya tilik
dari kamus umum bahasa indonesia . Hal ini bila dijabarkan dengan arti yang
mudah dipahami adalah struktur itu merupakan susunan atau rangkaian , dalam hal
ini berbicara tentang organisasi pendidikan jadi struktur organisasi
pendidikan adalah susunan atau rangkaian
pembagian tugas dan wewenang dalam organisasi pendidikan, misalnya dalam suatu
lembaga pendidikan (sekolah) itu harus ada Kepala sekolah yang berwenang
mengatur jalannya dan majunya sistem pendidikan di lembaga atau sekolah
tersebut , kemudian ada waka kesiswaan,waka kurikulum, waka sarana prasarana,
waka waka tersebut merupakan wakil wakil dari kepala sekolah untuk mengatur,
menunjang jalannya pendidikan dilembaga itu dan masing-masing waka itu
diberikan kewenangan dan tanggung jawab sendiri-sendiri dan tidaak boleh
dicampuri tangan oleh pihak lain karena masing-masing sudah memiliki tugas dan
kewenangan sendiri. Hal itu diatur didalam struktur Organisasi Pendidikan
dengan tujuan tercapainya sistem yang sehat tanpa tumpang tindis antara sub-sub
bagian didalam struktur pengelolaan didalam organisasi pendidikan tersebut.
Sedangkan berbicara mengenai Konsep dari struktur
organisasi pendidikan itu sangat komplek sekali Organisasi pendidikandi sekolah
yang efektif adalah kelompok-kelompok yang informal, kebutuhan-kebutuhan
individu, dan tujuan birokrasi di pemerintahan dan personel pendidikan di
sekolah berperan secara bersama atau saling berfungsi satu sama lainnya.
Sekolah
yang efektif adalah spesifikasi prodesur pengembangan organisasi yang
konsisiten secara aktual terhadap kebutuhan sekolah.
Selanjutnya adalah
tetang Iklim dan budaya dalam organisasi pendidikan Iklilm
organisasi merupakan sekumpulan total tingkatan dan kualitas faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi anggota organisasi yang di ukur melalui
persepsi. Iklim ini menurut analisa saya ada berbagai
macam kriteria , kriteria tentang iklim yang memengaruhi dari struktur itu
sendiri dalam pembelajaran bahasa arab dikenal sebagai maf’ul dan fa’il .
Maksudnya iklim ini ada yang memengaruhi objeknya yaitu siswa distruktural
maupun subjeknya yang dalam hal ini adalah struktur kelembagaan
Iklim
organisasi menurut Falahy merupakan sarana bagi guru untuk melakukan pendekatan
dengan lingkungan kerjanya dengan pandangan yang positif. Salah satu definisi iklim organisasi adalah persepsi dari
sekumpulan orang terhadap lingkungan organisasinya. Untuk menjaga iklim
organisasi yang kondusif, maka dalam melakukan eksplorasi menjelajahi ide baru
maupun cara baru perlu di sesuaikan dengan kreatifitas. Dan dapat di simpulkan
bahwa iklim organisasi pendidikan merupakan keadaan di tempat kerja baik fisik
maupun non fisik yang mendukung pelaksanaantugas dalam organisasi. Mungkin ini sebagian kecil dari analisa saya, saya
sebagai penulis mohon saran dan kritik untuk pembenahan makalah ini.
Ø Analisa Husnul Khotimah ( Penulis B)
F. PENUTUPAN
Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan
komplek karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan.
Tujuannya adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan , mengembangkan
, memperkaya khazanah ilmu pengetahuan , teknologi, kesenian, serta
mengupayakan penggunaannyauntuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kehidupan nasional.
Struktur
Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu Sentralisasi dan beberapa
bagian masih diselenggarakan secara Desentraisasi. Struktur Organisasi yang
digunakan dalam pendidikan atau pengajaran di
negara Indonesia adalahsistem Desentralisasi , yang mana semua
perarturan struktural maupun hal lain dalam dunia pendidikan diatur oleh daerah masing-masing yang banyak
pengaruh positifnya bila dibandingkan dengan sistem sentralisasi yang berpusat
disuatu wilayah.
Iklilm organisasi merupakan sekumpulan total tingkatan dan kualitas
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi anggota organisasi yang di ukur melalui
persepsi.
Iklim
organisasi mempengaruhi perilaku
pendidik yang kemudian mempengaruhi kinerja organisasi pendidikan, maka ada
kontribusi yang positif atau baik maka menghasilkan prilaku dan kinerja
organisasi yang positif dan baik.
Dapat dikatakan pula iklim organisasi merupakan gambaran kolektif
yang bersifat umum terhadap suasana kerja oeganisasi yang membentuk harapan dan
perasaan seluruh pelajar sehingga organisasi meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Afandi, Nur Khalik. Fenomena Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda,
(Samarinda : P3M Stain Samarinda, 2009)
2.
Usman,
Husaini. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2006)
3.
Abbas,
Syahrizal. Manajemen perguruan tinggi, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2008)
5. Wirawan, Budaya Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian,
(Jakarta:
Salemba Empat, 2008)
6. Pidarta,Made. Perencanaan Pendidikan
Partisipatori dengan Pendekatan Sistem, (Jakarta
:
Rineka Cipta, 1990)
7.
I Ngalim
Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya , 2012)
8. Wanto, manajemen dan pendidikan , (Surabaya
:
Tabloid Nyata IV, 2005)
10.
Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007)
[1] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen
Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006),
cet.1, Halaman 126
[2] Ibid . Halaman 126
[3] Ibid . Halaman 126
[4] Prof. Dr. Syahrizal Abbas .Manajemen
perguruan tinggi, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2008 ), cet.1, Halaman 5
[5] Nur Khalik Afandi, Fenomena Jurnal Penelitian P3M
STAIN Samarinda, (Samarinda : P3M Stain Samarinda, 2009) vol, 1. Halaman 39
[6] W.J.S. Poerwadarminta . Kamus Umum Bahasa
Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), edisi ke tiga cet.4, Halaman 814
[7]
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), cet.1, Halaman 7
[8] Prof.
Dr. Syahrizal Abbas .Manajemen perguruan tinggi, (Jakarta : Prenada
Media Grup, 2008 ), cet.1, Halaman 101
[11]
Made pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan Sistem,
1990, Jakarta ; Rineka Cipta
[13]
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 2012, Bandung;
PT Remaja Rosdakarya
[16]
Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian,
2008, Jakarta ; Salemba Empat
[17]
Tabloid-mh/2011/10/01/peningkatan kinerja organisasi
[18]
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), cet.1, Halaman 182
[19]
Wirawan, Budaya dan Iklim organisasi, 2007, Jakarta ; Salemba Empat
bagus bisa jadi reverensi bagi mahasiswa
BalasHapus