.

Senin, 06 Mei 2013

Makalah Struktur Organisasi Pendidikan Oleh : Abdul Khohhar M.T. dan Husnul Khotimah


STRUKTUR ORGANISASI PENDIDIKAN
logo ok.jpg
MAKALAH
Diajukan sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan
Pada Prodi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah STAIN Samarinda
Oleh    :
ABD.KHOHHAR M.T.
NIM    11.1103.0001
HUSNUL KHOTIMAH
NIM    11.1103.00


Dosen Pengampu      :
Dra.FATHUL JANNAH, M.Si


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SAMARINDA
2013








   PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk multidimensional. Oleh karena itu, banyak julukan yang diberikan kepadanya, misalnya sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), makhluk social (homo social), makhluk berfikir (homo safien), makhluk bekerja atau bermain (homo luden), makhluk yang suka bersenang-senang (homo hedonism), makhluk yang suka menggunakan lambing-lambang (homo simbolicum), makhluk yang suka menindas makhluk lainnya ( homo hominilupus), makhluk iptek, makhluk imtaq dan makhluk organisasional. [1]
Manusia adalah makhluk organisasi. Oleh karena itu, begitu ia dilahirkan ke dunia, ia menjadi anggota organisasi genitis yang disebut anggota organisasi keluarga. Bahkan, organisasi itu sudah ada sebelum kita dilahirkan karena kelahiran kita juga akibat hasil dari organisasi perkawinan. Di samping itu, begitu manusia lahir ia juga langsung menjadi anggota rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan warga Negara Indonesia, bahkan menjadi warga dunia. [2]
Ketika usia sekolah, manusia memasuki sekolah dan ia menjadi anggota organisasi sekolah, anggota struktural kelas, pramuka, organisasi sekolah intra sekolah. Setelah lulus ia kuliah dan menjadi anggota organisasi di kampusnya. Mungkin pula ia merangkap organisasi keagamaan, militer, politik, ekonomi, atau bisnis, sosial atau masyarakat, budaya, keamanan, militer, olahraga, hobi, profesi, dan sebagainya. Akhirnya, setelah manusia meninggal ia dicatat sebagai anggota organisasi kematian oleh panitia rukun kematian di tingkat RT.
Jadi, manusia sejak dilahirkan sampai kematiannya tidak dapat dipisahkan dari organisasi. Manusia  adalah makhluk organisasionalkarena sejak lahir  manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. [3]   Manusia juga makhluk yang memiliki akal dan budi. Dua unsur ini yang membedakan manusia dengan hewan, tumbuhan dan makhluk Tuhan lainnya. Akal adalah kemampuan (potensi) yang dimiliki manusia untuk mengetahui, memahami, dan menjelaskan tentang sesuatu yang ada (on being), termasuk dirinya sendiri.  [4]  Hal itulah yang membuat manusia selalu ingin mengetahui, memahami dan selalu mencari tahu untuk belajar. Manusia belajar untuk diri sendiri dan untuk diajarkan ke manusia yang lainnya dengan berbagai macam cara mencari pendidikan sampai cara menyampaikannya yang diatur dalam organizing yang baik.
Dalam mengorganisasikan pendidikan ada banyak hal yang perlu di perhatikan oleh tenaga pendidik dan administratur (penata usaha, Kamus Umum Bahasa Indonesia) salah satunya adalah struktural organisasi dalam pendidikan.


B.   RUMUSAN MASALAH

1.      Apa Definisi Struktur Organisasi Pendidikan ?
2.      Bagaimana Konsep Organisasi Sekolah dan Pengajaran ?
3.      Bagaimana Struktur Organisasi dalam Pendidikan dan Pengajaran ?
4.      Kinerja Organisasi Pendidikan ?
5.      Apakah yang dimaksud dengan Iklim dalam organisasi Pendidikan?
6.      Apa saja macam macam dari Iklim Organisasi Pendidikan



C.   METODE PENULISAN MAKALAH

Penulisan dalam makalah ini adalah penulisan yang bersifat studi perpustakaan yang bercorak deskriptif, dimana penulis berusaha memahami dan menafsirkan dengan data-data yang ada di beberapa refrensi buku-buku maupun sumber media ,baik cetak maupun elektronik untuk mendapatkan data yang relevan agar didalam penulisan makalah ini tidak hanya dengan studi pustaka saja tapi penulis berusaha mencari studi kasus di lapangan.
Sebagai sumber data adalah pihak-pihak yang terkait dengan lembaga pendidikan maupun sosial , organisasi mahasiswa maupun organisasi pemerintah, organisasi atau lembaga yang memiliki bagan struktural .
Sumber data merupakan sesuatu yang penting dalam suatu penelitian karena ketepatan dalam memilih dan menentukan sumber data akan menentukan akurat tidaknya data yang di peroleh. [5]  Sedang teknik pengumpulan data, penulis melakukan observasi, wawancara mendalam (indept interview) ,studi pustaka dan dokumentasi


D.   PEMBAHASAN


1.     PENGERTIAN STRUKTUR, ORGANISASI, DAN PENDIDIKAN

Struktur itu berbeda dengan struktural, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke tiga , makna dari struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun, susunan, atau bangunan. Sedangkan struktural adalah yang mengenai susunan bangunan atau organisasi. Jadi struktur adalah cara suatu itu disusun atau dibangun.
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian orang (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.[6]

Pendidikan didalam Kamus Umum Bahasa yang diolah  oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional bermakna perbuatan (hal atau cara) mendidik. Sedangkan ditinjau dari segi hukum , definisi pendidikan berdasarkan Undang-undang dasar  RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, Pasal 1 ayat (1), yaitu “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, nusa dan bangsa.[7]

Menurut G.R. Terry (1978) pengorganisasian atau penggerakan adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien. Dengan demikian mereka dapat memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. [8]

Manullang (1976) memahami makna pengorganisasian dalam arti yang dinamis. Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian , pembatasan tugas-tugas dan tanggung jawab serta dan penetapan hubungan antar unsur organisasi, sehingga memugkinkan orang dapat bekerja bersama-sama se-efektif mungkin  untuk pencapaian tujuan
2.      KONSEP ORGANISASI SEKOLAH DAN PENGAJARAN


            Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan komplek karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan. Tujuannya adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan , mengembangkan , memperkaya khazanah ilmu pengetahuan , teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional.[9]

            Organisasi sekolah yang efektif adalah kelompok-kelompok yang informal, kebutuhan-kebutuhan individu, dan tujuan birokrasi di pemerintahan dan personel pendidikan di sekolah berperan secara bersama atau saling berfungsi satu sama lainnya. Sekolah yang efektif adalah spesifikasi prodesur pengembangan organisasi yang konsisiten secara aktual terhadap kebutuhan sekolah.

            Pengajaran merupakan aktifitas yang berkaitan dengan penyebaran ilmu pengetahuan yang meliputi aktivitas perancangan, pengelolaan,  penyampaian bimbingan dan penilaian. Secara ringkas pengajaran merupakan proses untuk menyampai dan menyumbang ide-ide . pengajaran dapat diuraikan sebagai satu cara menyediakan pelajar dan pengetahuan dan kemahiran yang di perlukan untuk berfungsi dengan baik. Faktor terpenting dalam pengajaran ialah guru perlu menilai keperluan-keperluan pembelajaran yang spesifik dan mengaplikasi strategi-strategi serta aktivitas yang sesuai untuk pelajar.[10]


-          Di bawah ini adalah beberapa pendapat tentang konsep pengajaran :
Menurut Arbak 1985,  pengajaran sebagai organisasi yang di rancang oleh guru dan menyampaikan pemahaman tentang maklumat atau pengetahuan tertentu kepada pelajarnya.
Menurut Ehah  1989, menyatakan bahwa pengajaran sebagai satu sains yaitu sistem aktivi-aktivi yang di tujukankepada murid-murid yang bertujuan membawa perubahan tingkah laku di kalangan mereka.
Menurut Yaxley 1991,  berpendapat bahwa pengajaran merupakan satu tindakan yang bertujuan untuk membawa perubahan dari segi kepercayaan , nilai dan makna. Ia juga melihatpengajaran sebagai aktivi intelek yang melibatkan , perasaan dan penilaian.


3.      STRUKTUR ORGANISASI DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN


            Dalam definisi perencanaan di katakan bahwa organisasi pendidikan ada di antara lingkungannya dan tertanam di dalamnya. Ini berarti organisasi atau lembaga pendidikan tidak dapat dan tidak di benarkan berdiri sendiri terlepas dari masyarakat lingkungannya.[11]

            Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu Sentralisasi dan beberapa bagian masih diselenggarakan secara Desentraisasi. Pada umumnya, struktur campuran inilah yang berlaku dikebanyakan negara dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bagi bangsanya.[12]


a. Struktur Sentralisasi

          Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di jalankan secara sentral, yakni yang kekuasaan dan tanggung jawabnya dipusatkan pada suatu badan di pusat pemerintahan maka pemerintah daerah kurang sekali atau sama sekali tidak mengambil bagian dalam administrasi apapun.
Segala sesuatu yang mengenai urusan-urusan pendidikan, dari menentukan kebijakan (poliey) dan perencanaan, penentuan struktur dan syarat-syarat personel, urusan kepegawaian, sampai kepada penyelenggaraan bangunan-bangunan sekolah, penentuan kurikulum, alat-alat pelajaran, soal-soal dan penyelenggaraan ujian-ujian, dan sebagainya. Semuanya ditentukan dan ditetapkan oleh dan dari pusat. Sedangkan bawahan dan sekolah-sekolah hanya merupakan pelaksana-pelaksana pasif dan tradisional semata-mata. Sesuai dengan sistem sentralisasi dalam organisasi pendidikan ini, kepala sekolah dan guru-guru dalam kekuasaan dan tanggung jawabnya, serta dalam prosedur-prosedur pelaksanaan tugasnya sangat dibatasi oleh peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi dari pusat yang diterimanya melalui hierarchi atasannya. Dalam sistem sentralisasi semacam ini, ciri-ciri pokok yang sangat menonjol adalah keharusan adanya uniformitas (keseragaman) yang sempurna bagi seluruh daerah di lingkungan negara itu. Keseragaman itu meliputi hampir semua kegiatan pendidikan, teutama di sekolah-sekolah yang setingkat dan sejenis.

-          Adapun keburukan/keberatan yang prinsipal ialah :

a.1.  Bahwa administrasi yang demikian cenderung kepada sifat-sifat otoriter dan birokratis. Menyebabkab para pelaksana pendidikan, baik para pengawas maupun kepala sekolah serta guru-guru menjadi orang-orang yang pasif dan bekerja secara rutin dan tradisional belaka.

a.2. Organisasi dan administrasi berjalan sangat kaku dan seret, disebabkan oleh garis-garis komunikasi antara sekolah dan pusat sangat panjang dan berbelit-belit, sehingga kelancaran penyelesaian persoalan-persoalan kurang dapat terjamin.

a.3. Karena terlalu banyak kekuasaan dan pengawasan sentral, timbul penghalang penghalang bagi inisiatif setempat, dan mengakibatkan uniformalitas yang mekanis dalam administrasi pendidikan, yang biasanya hanya mampu untuk sekedar hanya membawa hasil-hasil pendidikan yang sedang atau sedikit saja.


b. Struktur Desentralisasi

          Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi, pendidikan bukan urusan pemerintah pusat, melainkan menjad
i tanggung jawab pemerintah daerah dan rakyat setempat. Penyelenggaraan dan pengawasan sekolah-sekolah pun berada sepenuhnya dalam tangan penguasa daerah. Kemudian pemerintah daerah membagi-bagikan lagi kekuasaannya kepada daerah yang lebih kecil lagi, seperti kabupaten/kotapraja, distrik, kecamatan dan seterusnya dalam penyelengaraan dan pembangunan sekolah, sesuai dengan kemampuan, kondisi-kondisi, dan kebutuhan masing-msing. Tiap daerah atau wilayah diberi otonomi yang sangat luas yang meliputi penentuan anggaran biaya, rencana-rencana pendidikan, penentuan personel/guru, gaji guru-guru pegawai sekolah, buku-buku pelajaran, juga tentang pembangunan, pemakaian serta pemeliharaan gedung sekolah. Dengan struktur organisasi pendidikan yang dijalankan secara desentralisasi seperti ini, kepala sekolah tidak semata-mata merupakan seorang guru kepala, tetapi  seorang pemimpin, profesional dengan tanggung jawab yang luas dan langsung terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh sekolahnya. Ia bertanggung jawab langsung terhadap pemerintahan dan masyarakat awasan dan social-control yang langsung dari pemerintahan dan masyarakat setempat. Hal ini disebabkab karena kepala sekolah dan guru-guru adalah petugas-petugas atau karyawan-karyawan pendidik yang dipilih, diangkat, dan diberhentikan oleh pemerintah daerah setempat.  Tentu saja, sistem desentralisasi yang ekstrim seperti ini ada kebaikan dan keburukannya.

-          Beberapa kebaikan yang mungkin terjadi ialah :

a.       Pendidikan dan pengajaran dapat disesuaikan dengan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
b.      Kemungkinan adanya persaingan yang sehat diantara daerah atau wilayah sehingga masing-masing berlomba-lomba untuk menyelenggarakan sekolah dan pendidikan yang baik.
c.       Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas-petugas pendidikan yang lain akan bekerja dengan baik dan bersungguh-sungguh karena dibiayai dan dijamin hidupnya oleh pemerintah dan masyarakat setempat. [13]


-          Adapun keburukannya adalah sebagai berikut :

a
.   Karena otonomi yang sangat luas, kemungkinan program pendidikan akan                                                                      .     berbeda-beda. Hal ini akan menimbulkan perpecahan bangsa.
b.   Hasil pendidikan dan pengajaran tiap-tiap daerah atau wilayah sangat berbeda-beda, baik mutu, sifat maupun jenisnya, sehingga menyulitkan bagi pribadi murid dalam mempraktekkan pengetahuan atau kecakapannya dikemudian hari di dalam masyarakat yang lebih luas.
c.   Kepala sekolah, guru-guru, dan petugas pendidikan lainnya cenderung untuk menjadi karyawan-karyawan yang materialistis, sedangkan tugas dan kewajiban guru pada umumnya lain dari pada karyawan-karyawan yang bukan guru.
d.  Penyelenggaraan dan pembiayaan pendidikan yang diserahkan kepada daerah atau wilayah itu mungkin akan sangat memberatkan beban mayarakat setempat.[14]


4.      KINERJA ORGANISASI PENDIDIKAN

Dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau degree of accomplishtment,  hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang di dasarkan pada tujuan yang sudah di tetapkan sebelumnya.[15]
            Kinerja pendidikan pada hakikatnya merupakan perwujudan dari cara kerja yang baik yang menyangkut kemampuan pendidik di dalam melaksanakan tugas, baik dalam melaksanakan pengendalian mutu maupun pelaksanaan evaluasi dalam program. Kinerja yang baik di pengaruhi oleh beberapa faktor utama adalah iklim organisasi yang selanjutnya mempengaruhi kinerja oraganisasi pendidikan.[16]

Menurut Notomirjo 1992, menyatakan bahwa kinerja (performance) atau prestasi kerja atas pencapaian kerja adalah suatu kemampuan yang di ukur berdasarkan pelaksanaan tugas sesuai dengan uraian tugasnya.
 Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat-giatnya membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan. Undang-undang Dasar tahun 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan usaha-usaha perbaikan dalam pencapaian pendidikan yang ada dan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

-          Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar ;

Pertama, Sebagai akibat dari krisis ekonomi dunia pendidikan dituntut untuk dapat mempertahankan hasil-hasil pembangunan pendidikan yang telah dicapai.

 Kedua, Untuk mengantisipasi era global dunia pendidikan dituntut untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing di pasar kerja global.
 Ketiga, Sejalan dengan berlakunya otonomi daerah, perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian sistem pendidikan nasional sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis (www.depdiknas.go.id).

Dari ketiga tantangan tersebut di atas, maka kinerja guru sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kinerja guru merupakan faktor penting dalam menentukan prestasi belajar siswa. Keberhasilan pendidikan terutama ditentukan oleh mutu gurunya. Pada umumnya pekerjaan guru dibagi dua yaitu : pekerjaan yang berhubungan dengan tugas-tugas mengajar dan mendidik, serta tugas-tugas kemasyarakatan (sosial).

            Faktor  yang juga mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja guru menurut Herlina (2005) adalah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan suatu karakteristik kepribadian yang penting dalam lingkungan organisasi, yang ditandai dengan adanya dorongan pada individu untuk mengungguli orang lain, berprestasi sesuai dengan seperangkat standar yang berlaku dan berjuang untuk sukses. Motivasi merupakan komoditi yang sangat diperlukan oleh semua orang termasuk guru. Motivasi berprestasi bisa terjadi jika guru mempunyai kebanggaan akan keberhasilan.

Motivasi berprestasi dalam dunia pendidikan merupakan kombinasi dari tiga faktor yaitu:

 (a) faktor keberhasilan pendidikan;
 (b) keberhasilan dalam melaksanakan tugas; dan
 (c) pengalaman sukses/gagal dalam pelaksanaan tugas (Falahy, 2005).

 Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang berasal dari dalam diri orang-orang untuk berprestasi dan
berusaha berprestasi dalam upaya untuk mencapai tujuan. Guru-guru akan bekerja lebih baik jika mereka sungguh-sungguh diberi motivasi.
Guru-guru yang berhasil karena adanya motivasi berprestasi akan memberikan sumbangan yang berharga kepada pendidikan.
            Prestasi dari sebuah kinerja akan di tentukan oleh kemampuan seorang pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi, peranan pengawasan dalam peningkatan kinerja sangat penting. Seorang pemimpin harus mampu menguasai personal untuk memberikan pelayanan pembinaan.  bentuk pembinaan yang efektif hendaknya di lakukan kegiatan pengawasan secara kontinuitas.[17]


5.      IKLIM DAN BUDAYA ORGANISASI PENDIDIKAN

            Iklim organisasi menurut Robbins (1994) mengemukakan bahwa suatu organisasi merupakan kesatuan sosial yang di koordinasikan secara sadar dengan suatu batasan yang relative dapat di identifikasi, relatif bekerja terus menerus untukmencapai suatu tujuan atau sekelompok tujuan. Iklilm organisasi merupakan sekumpulan total tingkatan dan kualitas faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi  anggota organisasi yang di ukur melalui persepsi.
            Iklim organisasi menurut Falahy (2005) merupakan sarana bagi guru untuk melakukan pendekatan dengan lingkungan kerjanya dengan pandangan yang positif. Iklim organisasi mempunyai kaitan dengan prestasi, motivasi, kepuasan dan kinerja guru. Jika iklim organisasi kondusif, suasana lingkungan manusia yang familiar maka akan membuat guru menjadi termotivasi karena puasnya guru terhadap organisasi. Dan sebaliknya jika iklim tidak kondusif maka mengakibatkan guru kurang bergairah dalam bekerja.

Iklim dapat mempengaruhi motivasi, prestasi dan kepuasan kerja. Para pegawai mengharapkan imbalan, kepuasan, prestasi atas dasar persepsi mereka terhadap iklim organisasi. Iklim organisasi di sekolah bisa bergerak dari yang menyenangkan ke netral, sampai dengan tidak menyenangkan.
Tetapi pada umumnya kepala sekolah, guru dan pegawai menginginkan iklim yang menyenangkan karena menyangkut keuntungan seperti prestasi yang lebih baik, kepuasan kerja dan dapat menimbulkan kinerja yang lebih baik lagi.

Menurut Steers (1980),(Iklim adalah Kepribadian organisasi yang dicerminkan oleh anggota-anggotanya )[18] terdapat sepuluh dimensi iklim pada tingkat organisasi secara keseluruhan, yaitu:

(1)     Struktur tugas,
(2)   Hubungan imbalan-hukum,
(3)   Sentralisasi keputusan,
(4)   Tekanan pada prestasi,
(5)    Tekanan pada latihan dan pengembangan,
(6)    Keamanan vs risiko,
(7)   Keterbukaan vs ketertutupan,
(8)   Status dan semangat,
(9)   Pengakuan dan umpan balik,
(10) Kompetensi dan keluwesan organisasi secara umum.

Iklim yang timbul merupakan arena penetapan keputusan mengenai prestasi. Jika iklim bermanfaat bagi kebutuhan individu (misalnya: memperhatikan kepentingan pekerja dan berorientasi pada prestasi), maka kita dapat mengharapkan tingkah laku – ke arah tujuan yang tinggi (Falahy, 2005). Sebaliknya jika iklim yang timbul bertentangan dengan tujuan, kebutuhan dan motivasi pribadi, dapat diharapkan bahwa prestasi maupun kepuasan kerja akan berkurang.
Iklim organisasi mempengaruhi perilaku pendidik yang kemudian mempengaruhi kinerja organisasi pendidikan, maka ada kontribusi yang positif atau baik maka menghasilkan perilaku dan kinerja organisasi yang positif dan baik.
            Dapat dikatakan pula iklim organisasi merupakan gambaran kolektif yang bersifat umum terhadap suasana kerja organisasi yang membentuk harapan dan perasaan seluruh pelajar sehingga organisasi meningkat.
Iklilm organisasi dapat dilihat dari budaya organisasi karena di dalam budaya organisasi di bicarakan hal-hal yang mencakup :[19]
a. Perubahan organisasi
b. Karakteristik organisasi
c. Kreasi
d. Contoh-contoh budaya organisasi dan memelihara atau menjaga organisasi
e. Prinsip-prinsip organiasasi dan tipe-tipe organisasi.

            Salah satu definisi iklim organisasi adalah persepsi dari sekumpulan orang terhadap lingkungan organisasinya. Untuk menjaga iklim organisasi yang kondusif, maka dalam melakukan eksplorasi menjelajahi ide baru maupun cara baru perlu di sesuaikan dengan kreatifitas. Dan dapat di simpulkan bahwa iklim organisasi pendidikan merupakan keadaan di tempat kerja baik fisik maupun non fisik yang mendukung pelaksanaan tugas dalam organisasi.
            Budaya organisasi adalah budaya organisasi yang mengacu pada suatu sistem pemaknaan bersama yang di anut oleh anggota organisasi dalam bentuk nilai, tradisi, keyakinan, norma dan cara berpikir unik yang membedakan organisasi itu dengan organisasi lainnya.
           




Lampiran :
Contoh Struktur Organisasi di salah satu organisasi luar kampus pada hal ini Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII )

SUSUNAN PENGURUS BESAR
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA
MASA KHIDMAT 2011-2013

MAJELIS PEMBINA NASIONAL ( MABINAS )
Ketua                          :
Wakil Ketua                :
Wakil ketua                 :
Sekretaris                    :
Anggota                      :

BADAN PENGURUS HARIAN ( BPH )
Ketua Umum              :
Sekretaris Jenderal      :
Bendahara Umum       :
Biro-Biro                     : 
-          Biro Pengembangan dan Kurikulum
-          Biro Training dan Pelatihan
-          Biro Penembangan Organisasi
-          Biro Penataan Arsip dan Data Base Anggota
-          Biro Jaringan OKP
-          Biro Kewirausahaan dan Pengembangan Ekonomi
-          Biro Pengembangan Profesi Akademik
-          Biro Perundang-Undangan dan Tata Negara

E.     ANALISA

Ø  Analisa Abdul Khohar M.T. ( Penulis A )

Didalam analisa saya selaku salah satu penulis makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan supervisi Pendidikan yang berjudul “Struktur Organisasi Pendidikan” sangatlah luas. Ditinjau dari definisi masing-masing arti Struktur, Organisasi, dan Pendidikan saya selaku penulis menganalisa makna dari arti struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun, susunan, atau bangunan. Sedangkan struktural adalah yang mengenai susunan bangunan atau organisasi. Jadi struktur adalah cara suatu itu disusun atau dibangun, hal itu saya tilik dari kamus umum bahasa indonesia . Hal ini bila dijabarkan dengan arti yang mudah dipahami adalah struktur itu merupakan susunan atau rangkaian , dalam hal ini berbicara tentang organisasi pendidikan jadi struktur organisasi pendidikan  adalah susunan atau rangkaian pembagian tugas dan wewenang dalam organisasi pendidikan, misalnya dalam suatu lembaga pendidikan (sekolah) itu harus ada Kepala sekolah yang berwenang mengatur jalannya dan majunya sistem pendidikan di lembaga atau sekolah tersebut , kemudian ada waka kesiswaan,waka kurikulum, waka sarana prasarana, waka waka tersebut merupakan wakil wakil dari kepala sekolah untuk mengatur, menunjang jalannya pendidikan dilembaga itu dan masing-masing waka itu diberikan kewenangan dan tanggung jawab sendiri-sendiri dan tidaak boleh dicampuri tangan oleh pihak lain karena masing-masing sudah memiliki tugas dan kewenangan sendiri. Hal itu diatur didalam struktur Organisasi Pendidikan dengan tujuan tercapainya sistem yang sehat tanpa tumpang tindis antara sub-sub bagian didalam struktur pengelolaan didalam organisasi pendidikan tersebut.
Sedangkan berbicara mengenai Konsep dari struktur organisasi pendidikan itu sangat komplek sekali Organisasi pendidikandi sekolah yang efektif adalah kelompok-kelompok yang informal, kebutuhan-kebutuhan individu, dan tujuan birokrasi di pemerintahan dan personel pendidikan di sekolah berperan secara bersama atau saling berfungsi satu sama lainnya.
Sekolah yang efektif adalah spesifikasi prodesur pengembangan organisasi yang konsisiten secara aktual terhadap kebutuhan sekolah.
            Selanjutnya adalah  tetang Iklim dan budaya dalam organisasi pendidikan Iklilm organisasi merupakan sekumpulan total tingkatan dan kualitas faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi  anggota organisasi yang di ukur melalui persepsi. Iklim ini menurut analisa saya ada berbagai macam kriteria , kriteria tentang iklim yang memengaruhi dari struktur itu sendiri dalam pembelajaran bahasa arab dikenal sebagai maf’ul dan fa’il . Maksudnya iklim ini ada yang memengaruhi objeknya yaitu siswa distruktural maupun subjeknya yang dalam hal ini adalah struktur kelembagaan
            Iklim organisasi menurut Falahy merupakan sarana bagi guru untuk melakukan pendekatan dengan lingkungan kerjanya dengan pandangan yang positif. Salah satu definisi iklim organisasi adalah persepsi dari sekumpulan orang terhadap lingkungan organisasinya. Untuk menjaga iklim organisasi yang kondusif, maka dalam melakukan eksplorasi menjelajahi ide baru maupun cara baru perlu di sesuaikan dengan kreatifitas. Dan dapat di simpulkan bahwa iklim organisasi pendidikan merupakan keadaan di tempat kerja baik fisik maupun non fisik yang mendukung pelaksanaantugas dalam organisasi. Mungkin ini sebagian kecil dari analisa saya, saya sebagai penulis mohon saran dan kritik untuk pembenahan makalah ini.



Ø  Analisa Husnul Khotimah  ( Penulis B)

















































F.     PENUTUPAN

Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan komplek karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan. Tujuannya adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan , mengembangkan , memperkaya khazanah ilmu pengetahuan , teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannyauntuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional.
Struktur Organisasi pendidikan yang pokok ada dua macam yaitu Sentralisasi dan beberapa bagian masih diselenggarakan secara Desentraisasi. Struktur Organisasi yang digunakan dalam pendidikan atau pengajaran di  negara Indonesia adalahsistem Desentralisasi , yang mana semua perarturan struktural maupun hal lain dalam dunia pendidikan  diatur oleh daerah masing-masing yang banyak pengaruh positifnya bila dibandingkan dengan sistem sentralisasi yang berpusat disuatu wilayah.
Iklilm organisasi merupakan sekumpulan total tingkatan dan kualitas faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi  anggota organisasi yang di ukur melalui persepsi.
Iklim organisasi mempengaruhi perilaku pendidik yang kemudian mempengaruhi kinerja organisasi pendidikan, maka ada kontribusi yang positif atau baik maka menghasilkan prilaku dan kinerja organisasi yang positif dan baik.
Dapat dikatakan pula iklim organisasi merupakan gambaran kolektif yang bersifat umum terhadap suasana kerja oeganisasi yang membentuk harapan dan perasaan seluruh pelajar sehingga organisasi meningkat.











DAFTAR PUSTAKA

1.   Afandi, Nur Khalik. Fenomena Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda, (Samarinda : P3M Stain Samarinda, 2009)

2.  Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006)


3.  Abbas, Syahrizal. Manajemen perguruan tinggi, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2008)



5.  Wirawan, Budaya Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2008)

6.  Pidarta,Made. Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990)


7.  I Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya , 2012)

8.  Wanto, manajemen dan pendidikan , (Surabaya : Tabloid Nyata IV,  2005)



10.           Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007)


[1]  Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), cet.1,  Halaman 126
[2]  Ibid . Halaman 126
[3]  Ibid . Halaman 126
[4]  Prof. Dr. Syahrizal Abbas .Manajemen perguruan tinggi, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2008 ), cet.1, Halaman 5
[5]  Nur Khalik Afandi, Fenomena Jurnal Penelitian P3M STAIN Samarinda, (Samarinda : P3M Stain Samarinda, 2009) vol, 1. Halaman 39
[6] W.J.S. Poerwadarminta . Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), edisi ke tiga cet.4, Halaman 814
[7] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), cet.1,  Halaman 7
[8]  Prof. Dr. Syahrizal Abbas .Manajemen perguruan tinggi, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2008 ), cet.1, Halaman 101
[9]  Wanto, manajemen dan pendidikan, 2005, Surabaya ; Tabloid Nyata IV
[11] Made pidarta, Perencanaan Pendidikan Partisipatori dengan Pendekatan Sistem, 1990, Jakarta ; Rineka Cipta
[12] Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 2012, Bandung; PT Remaja Rosdakarya
[13] Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, 2012, Bandung; PT Remaja Rosdakarya
[14] .Ibid
[16] Wirawan, Budaya dan Iklim Organisasi Teori Aplikasi dan Penelitian, 2008, Jakarta ; Salemba Empat
[17] Tabloid-mh/2011/10/01/peningkatan kinerja organisasi

[18] Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006), cet.1,  Halaman 182
[19] Wirawan, Budaya dan Iklim organisasi, 2007, Jakarta ; Salemba Empat

1 komentar: